Selama Bulan Ramadan dan ibadah puasa, rubrik ini akan menjawab pertanyaan soal-soal puasa. Tanya-Jawab tetap akan diasuh Prof. Dr. KH. Imam Ghazali Said, M.A., Dekan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) dan pengasuh Pesantren Mahasiswa An-Nur Wonocolo Surabaya.
Silakan kirim WA ke 081357919060, atau email ke bangsa2000@yahoo.com untuk dua minggu ke depan. Pertanyaan akan diseleksi dan yang sama akan digabungkan. Jangan lupa sertakan nama dan alamat.
BACA JUGA:
- Bagikan Tafsir Al-Jailani, Khofifah Ajak GenZi Jadi Generasi yang Cinta dan Mengamalkan Quran
- Buka Puasa Bersama Yayasan Khadijah, Khofifah: Ilmu Pengantar Kesuksesan Dunia Akhirat
- Lebaran Tinggal Hitungan Hari, Ini Tips Berhijab Bagi yang Punya Pipi Tembem
- Santuni 1.000 Anak Yatim se-Kabupaten Pasuruan, Khofifah: Mari Berlomba Dapatkan Lailatul Qadr
Pertanyaan:
Assalammialaikum Kiai. Saya biasanya pada malam likuran saya berburu Lailatulqadar di Ampel. Namun hal itu dipergunjingkan teman-teman di tempat saya bekerja. Katanya syirik lah, dan lain sebagainya. Tapi saya gak peduli, daripada iktikaf di plaza atau mall, pikiran saya lebih baik di makam Sunan Ampel.
Bagaimana pendapat pak Kiai? Terima kasih jawabannya. (Hamba Allah, Surabaya)
Jawaban:
Waalaikummussalam wr.wb. Menghidupkan malam sepanjang bulan Ramadan adalah salah satu upaya untuk mendapatkan malam Lailatulqadar, yang satu malam setara dengan seribu bulan. Masalahnya, menghidupkan dan mencari Lailatulqadar itu sebaiknya di mana?
Klik Berita Selanjutnya