Mengenal Kampung 1001 Malam di Surabaya, Kampung Marjinal yang Luput dari Perhatian

Mengenal Kampung 1001 Malam di Surabaya, Kampung Marjinal yang Luput dari Perhatian Kondisi Kampung 1001 Malam yang berada di kolong jembatan Tol Waru-Tanjung Perak.

Dalam penelusuran, BANGSAONLINE.com bertemu sepasang suami istri dan dua anaknya yang masih balita. Dia tinggal persis berdempetan dengan jembatan tol. Menempati gubuk kayu triplek dan terpal plastik berukuran 2 x 4 meter yang hanya mengandalkan penerangan dari PJU jalan tol.

Mereka adalah Iin dan Firman. Berprofesi sebagai pemulung dan pengamen. Menempati gubuknya sejak tahun 2010. Mereka pun tetap ceria kepada tamu asing yang melintas di situ.

"Saya asli Jember Mas. Suami saya asli . Suami saya pengamen, anak kami empat sebenarnya, tapi dua sudah meninggal. Sekarang tinggal dua. Ya mau bagaimana lagi mas, yang penting kami bisa hidup dan menghidupi, meski dengan kondisi seperti ini," ujar Iin sembari melirik suaminya yang duduk di sampingnya.

Hal yang sama juga diungkapkan Rohim, salah satu warga kampung 1001 Malam yang setiap harinya menarik perahu tambang.

"Saya sudah puluhan tahun mas di sini. Setiap hari ya begini ini, menarik perahu. Dan saya tidak pernah mematok harga berapa pun bagi siapa pun yang mau menyeberang. Seikhlasnya," ujar pria paruh baya ini. (nf/ns)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mobil Angkot Terbakar di Jalan Panjang Jiwo, Sopir Luka Ringan':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO