Kunjungi Banyuwangi, Ketua BMKG Indonesia Bahas Potensi Bencana di Kawasan Selatan Jawa

BANYUWANGI, BANGSAONLINE.com - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Indonesia Dwikorita Karnawati mengunjungi Banyuwangi dan bertemu dengan Bupati Ipuk Fiestiadani, Kamis (4/3/2021) malam. Kedua pejabat perempuan itu membahas potensi, risiko, dan mitigasi bencana di kawasan Pantai Selatan Jawa, termasuk Banyuwangi.
Dwikorita mengimbau masyarakat tetap mewaspadai potensi dan risiko terjadinya gempa besar dengan mempersiapkan jalur evakuasi ke daerah yang dianggap aman, terutama di ketinggian. "Kajian kami, di Indonesia di kawasan selatan Jawa Timur terjadi peningkatan aktivitas kegempaan dalam 5 tahun terakhir," kata Rita, sapaan akrab Dwikorita.
Dia menjelaskan, dalam 5 tahun terakhir potensi gempa bumi cenderung meningkat, sehingga menimbulkan potensi gempa yang lebih besar maupun tsunami. Berdasarkan analisis BMKG, kemungkinan terburuk bisa terjadi gempa berkekuatan 8,7 skala richter dan juga berpotensi tsunami di selatan Jawa Timur. Tidak hanya Banyuwangi, namun sepanjang pantai selatan. BMKG merekomendasikan pemerintah daerah untuk meningkatkan mitigasi.
"Mudah-mudahan itu tidak terjadi, yang penting adalah menyiapkan mitigasinya," kata Rita.
BACA JUGA :
Bos Baby Lobster, Oknum Polisi, dan Kades yang Tertangkap Nyabu Hanya Direhabilitasi
Teka-Teki Uang Rp500 Juta dan 3 Tahanan Narkoba Polresta Banyuwangi yang Keluar Sel Dikawal Perwira
Sukses Bekuk Oknum Saat Pesta Narkoba, Tim Tipidsus Polresta Banyuwangi Dapat Penghargaan
Bos Baby Lobster di Banyuwangi Diringkus Saat Pesta Narkoba, Libatkan Oknum Kades dan Polisi
Rita menjelaskan, BMKG dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi telah meninjau Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kabupaten Banyuwangi untuk melihat mitigasi di tempat tersebut. Pancer dipilih karena wilayah ini pernah mengalami bencana tsunami pada 1994 silam.
"Kami sudah berada di pantai tersebut. Kami melihat, jajaran BPBD Banyuwangi siap, sudah menyiapkan jalur evakuasi, rambu-rambunya terpasang semua. Masyarakat, relawan, dan petugas tampak sekali mereka siaga," ujarnya.
"Tak hanya itu, Banyuwangi bahkan detail, sampai detail engineering design sudah punya," imbuhnya.
Banyuwangi, kata dia, sudah menyiapkan rencana kontijensi. Hanya saja, ada satu kendala yakni jalur evakuasi yang harus menyeberang sungai, sehingga dia merekomendasikan untuk membangun jembatan anti gempa. "Ini yang perlu disiapkan Banyuwangi, sarana dan prasarana pendukung untuk mempercepat proses evakuasi," ujarnya.
Sementara itu, Bupati Ipuk Fiestiandani mengatakan, kajian BMKG merupakan informasi yang penting bagi Banyuwangi dalam menghadapi bencana. "Terima kasih atas inisiatif BMKG untuk meninjau kesiapan Banyuwangi. Terkait sarana-prasarana untuk mitigasi bencana, segera kami bahas dengan dinas terkait. Ini akan menjadi prioritas kami," ujarnya.
Banyuwangi, lanjut Ipuk, ke depan siap mengintegrasikan peran BMKG dalam setiap kebijakan pemda. ”Kita bisa bikin kerja sama dengan BMKG, baik itu untuk pelatihan, pelaporan, manajemen data, sosialisasi, dan pertimbangan-pertimbangan di bidang meteorologi, klimatologi, maupun geofisika,” ujarnya. (guh/zar)
BERITA POPULER
- Iptu Agnis Juwita, Kapolsek Wanita Pertama di Sedati Sidoarjo, Sosok Kartini Masa Kini
- Anggota Satlantas Polresta Sidoarjo Berhasil Amankan Mobil Curian Asal Pamekasan
- Isu Reshuffle Menguat, Ning Lia Usulkan Kiai Asep dan Prof Ridlwan Nasir Gantikan Nadiem Makarim
- Pastikan Sembako Aman, Satgas Pangan Pasuruan Sidak Sejumlah Pasar
- Mas Bup Dhito dan Mbak Dewi Rapat Kerja Bersama Kades se-Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri