Bandara Banyuwangi Kembali Ditutup, Dampak Erupsi Gunung Raung

BANYUWANGI, BANGSAONLINE.com - Bandara Banyuwangi kembali ditutup sementara karena ada abu vulkanik erupsi Gunung Raung. Dampaknya, beberapa penerbangan dibatalkan. Penutupan sementara itu dilakukan setelah dikeluarkannya NOTAM B0257/21 oleh Otoritas Bandar Udara Wilayah III Surabaya, Jumat (19/2/2021). Penutupan dilakukan pada pukul 10.33 WIB hingga 14.00 WIB. Kemudian diperpanjang hingga akhir operasional bandara pukul 16.00 WIB.
Eksekutif General Manager (EGM) PT Angkasa Pura II KC Bandara Banyuwangi Cin Asmoro mengatakan, sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan rutin, ditemukan sebaran abu di sekitar Bandara Banyuwangi. "Kita tutup sementara Bandara Banyuwangi karena imbas abu vulkanik erupsi Gunung Raung," ujar Cin.
Penutupan sementara bandara paling ujung timur Pulau Jawa ini setelah dilakukan observasi dengan paper test, serta data dari AirNav serta BMKG Banyuwangi, bahwa ada abu vulkanik di sekitar bandara. Selanjutnya, pihaknya langsung mengirimkan laporan ke Otoritas Bandar Udara Wilayah III Surabaya, sehingga keluar NOTAM tersebut.
"Kita lakukan observasi rutin dan ditemukan abu vulkanik tipis yang masuk wilayah penerbangan Bandara Banyuwangi. Sesuai data, abu vulkanik ke timur atau ke arah bandara," tambahnya.
BACA JUGA :
Penerbangan di Bandara Banyuwangi Kembali Dibuka
BPBD Banyuwangi Siapkan Jalur Evakuasi bagi Warga Terdampak Erupsi Gunung Raung
Dampak Erupsi Gunung Raung, 440 Hektare Area Pertanian di Banyuwangi Rusak
Gunung Raung Erupsi, BMKG Banyuwangi: Abu Vulkanik Diprakirakan Sampai ke Pulau Bali
Imbas dari penutupan sementara Bandara Banyuwangi karena abu vulkanik, sejumlah penerbangan di sejumlah daerah dibatalkan. Di antaranya penerbangan dari maskapai Batik Air dan Citilink. "Canceled flight untuk sementara ada 4 penerbangan. Batik Air, Cengkareng-Banyuwangi PP dan juga ada Citilink jurusan Banyuwangi-Denpasar-Surabaya," terangnya.
Dalam data dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Raung, ada awan asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna kelabu, dengan intensitas sedang dan tinggi 1.000 m di atas puncak kawah. Asap atau abu tidak menerus, mengarah ke timur.
Adapun untuk kegempaan, tektonik lokal terjadi 1 kali dengan amplitudo 25 mm, S-P 1.8 detik dengan durasi 75 detik. Tektonik jauh terjadi 1 kali dengan amplitudo 32 mm, S-P 17 detik, durasi 89 detik. Sementara tremor menerus (microtremor) terekam dengan amplitudo 1-10 mm (dominan 1 mm). (guh/zar)
BERITA POPULER
- Iptu Agnis Juwita, Kapolsek Wanita Pertama di Sedati Sidoarjo, Sosok Kartini Masa Kini
- Anggota Satlantas Polresta Sidoarjo Berhasil Amankan Mobil Curian Asal Pamekasan
- Isu Reshuffle Menguat, Ning Lia Usulkan Kiai Asep dan Prof Ridlwan Nasir Gantikan Nadiem Makarim
- Pastikan Sembako Aman, Satgas Pangan Pasuruan Sidak Sejumlah Pasar
- Mas Bup Dhito dan Mbak Dewi Rapat Kerja Bersama Kades se-Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri