Laela Nadliffah Sutiono dan bukunya. (foto: ist)
Keinginan Laela untuk menerbitkan buku tersebut juga tidak lepas dari dukungan om dan tantenya, serta motivasi untuk membahagiakan orang tuanya meski sudah tiada, sehingga ia bersemangat untuk menulis dan mengikuti sejumlah seminar dan organisasi.
Sekadar untuk diketahui, Laela tinggal di sebuah rumah sederhana di Desa Gogorante. Menggunakan sebuah meja belajar kecil, Laela menuangkan semua pikirannya dalam sebuah tulisan, karena menurutnya aktivitas menulis adalah sebagai ungkapan dari perasaannya selama ini.
”Karena hanya melalui tulisan semua perasaan dapat diungkapkan,” imbuhnya.
Bahkan selain menulis cerita, Laela juga kerap kali menulis puisi. “Contohnya berjudul Selamat Tinggal Air Mata, Cinta Dalam Diam, Pelangi di Ujung Senja," ujarnya sambil tersipu malu.
Adapun untuk bukunya saat ini dalam tahap cetak, rencananya akan terbit tanggal 25 Oktober 2020 nanti. “Alhamdulillah sudah banyak yang order,” pungkasnya. (uji/zar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
