Klepon Wonosari Ada Sejak Tahun 70-an, Bahannya Tidak Ada yang Haram

Klepon Wonosari Ada Sejak Tahun 70-an, Bahannya Tidak Ada yang Haram Sutrisno, S.H., saat berada di Kedai Klepon Miroso Desa Wonosari, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri. foto: MUJI HARJITA/ BANGSAONLINE

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Klepon kini sedang viral, setelah ada unggahan di jagat maya bahwa klepon itu makanan yang tidak Islami. Di Kediri, ada kedai klepon yang cukup ramai pengunjung, namanya Klepon Miroso.

Mbah Rirani (62), generasi ketiga pemilik usaha klepon Miroso Desa Wonosari, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri, menjelaskan bahwa bahan baku klepon yang dibuatnya adalah tepung ketan diisi gula jawa. Setelah dimasak, klepon yang sudah dingin lalu ditaburi kelapa parut segar.

"Keluarga kami sudah berjualan klepon sejak tahun 1970-an. Saya sendiri adalah generasi ketiga yang meneruskan berjualan klepon ini," kata Mbah Rirani, Rabu (22/7).

Menurut Mbah Rirani, pelanggannya selain dari Kediri sendiri, juga ada yang datang dari berbagai kota di Indonesia, khususnya Pulau Jawa, yang kebetulan sedang berada di Kediri.

"Sebenarnya, kami tidak begitu memperhatikan pembeli klepon kami, datang dari mana. Tapi, biasanya, mereka sendiri yang bilang," tambah Mbah Rirani.

Ditambahkan Mbah Riani, kleponnya dihargai Rp. 4000,- per piring atau per bungkus. Isinya tergantung permintaan pelanggan. "Tapi, biasanya satu piring atau satu bungkus berisi tiga macam yaitu klepon, cenil, dan lopis. Kadang ada yang minta klepon saja," pungkas Mbah Rirani.

Sementara itu, Sutrisno, S.H., salah satu pelanggan klepon Wonosari, mengatakan bahwa penganan tradisional itu sudah ada sejak zaman Belanda. Bahan untuk membuat klepon pun, kata dia, tidak ada yang haram.

"Semoga saja dengan kejadian ini, jajanan klepon semakin digemari masyarakat dan makin laris, sehingga bisa mengangkat perekonomian masyarakat." kata salah satu anggota LBH Ansor Kabupaten Kediri itu. (uji/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO