Warga Indro Gresik Tuding PT Wilmar Ingkar Janji Terkait CSR

GRESIK (BangsaOnline) - Warga masyarakat dan sejumlah anggota Karang Taruna Desa Indro Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik, menuding PT WNI (Wilmar Nabati Indonesia), yang berlokasi di Jalan Darmosugondo Kecamatan Kebomas ingkar janji memberikan CSR (corporate social responsibility) separti yang dijanjikan selama ini.

Bahkan, mereka menuding PT WMI tidak pernah memberikan konpensasi terhadap warga ring I yang berada disekitar pabrik yang secara langsung terdampak solusi asap pabrik pemroduksi minyak goreng tersebut.

Selain itu, mereka juga mengecam sebuah forum yang dilahirkan oleh masyarakat desa setempat diduga hanyalah sebuah kelompok yang berdiri hanya untuk kepentingan pribadi semata. Sebab, forum yang sebelumnya berjanji akan menjembatani agar supaya warga sekitar bisa dipekerjakan di PT WNI, namun semua itu hanyalah sebuah isapan jempol belaka.

"Apa yang diocehan PT WMI untuk memberikan CSR dan yang dijanjikan forum akan mencarikan pekerjaan pengangguran hanya sekadar tong kosong. Artinya, janji itu tidak akan terwujud, " kata Ketua Karang Taruna Rt 03 Rw 02 Desa Indro, Nanang, kemarin.

Menurut dia, selama ini masyarakat sekitar PT WNI seperti masyarakat di Desa Indro cuma mendapatkan bingkisan sembako. Itu pun hanya berupa minyak goreng, beras, kecap dan sabun yang diberikan satu tahun sekali oleh .

Hal senada juga dibenarkan oleh Achmad Sholikin, warga Jalan Darmosugondo Kelurahan Indro, yang kebetulan rumah mereka berada persis di samping pabrik . Dia mengaku hanya satu kali menerima bingkisan berupa sembako dari dalam satu tahun.

"Cuma satu kali menerima bingkisan, padahal rumah kami pas disamping pabrik, padahal kami yang setiap saat kena debu, bau asap gak sedap, belum lagi kalau musim kemarau debunya masya Allah, ee......, malah gak di perhatikan," ungkap Cak Mat, begitu panggilan akrabnya Achmad Sholikin kepada sejumlah wartawan.

Menurut dia, sebetulnya banyak sekali faktor yang harus diperhatikan oleh terhadap warga sekitar, khususnya yang berdekatan langsung dengan perusahaan. Sebab, mereka diakui atau tidak oleh perusahaan, mereka pasti yang kena dampaknya. Seharusnya bertanggung jawab minimal dengan membantu warga sekitar untuk dipekerjakan, bukan malah memakai tenaga kerja dari luar.

"Ratusan orang warga Indro ini masih banyak yang nganggur dan tidak bekerja, padahal minat mereka untuk bekerja sangat tinggi, tapi kena apa malah dipersulit oleh Wilmar dengan alasan sudah diurusi outsourching dan lain sebagainya. Lalu janji yang dulu pernah dibuat antara warga dan pihak perusahaan itu mana," terangnya.

Sementara pihak PT WNI melalui Humasnya, Hartono menanggapi pernyataan sejumlah warga Rt 03/02 Desa Indro membantah, bahwa pihaknya tidak peduli dan tidak bertanggung jawab kepada warga sekitar pabrik. Malah justru sebaliknya, diakuinya selama ini pihaknya malah banyak membantu warga sekitar mulai lahan parkir, CSR dan lain sebagainya.

"Bohong semua itu, tenaga kerja yang kita butuhkan kita sudah instruksikan untuk lebih mengutamakan warga sekitar pabrik, khususnya, dan daerah di luar Kabupaten Gresik pada umumnya. Itu juga sudah jalan, contoh pekerjaan di luar perusahaan misal pengelolahan parkir kita juga serahkan sepenuhnya kepada warga, ada lagi CSR nol rupiah berupa sabun belaum jadi yang setiap minggunya kapasitas 50 ton juga kami serahkan sepenuhnya kepada Karang Taruna Desa Indro untuk dikelola, terus apa lagi," kata Hartono serius.

Ditambahkan Hartono, untuk CSR yang dikelola oleh Karang Taruna Indro untuk sementara dihentikan PT WNI. Sebab, banyak yang lapor terkait keuangan Karang Taruna selama ini belum ada laporan. Makanya, pihaknya mengkhawatirkan bantuan itu disalah gunakan untuk kepentingan pribadi yang mengatasnamakan Karang Taruna. Dan kalau urusan ketenaga kerjaan dari Desa Indro, PT WNI juga sudah membentuk Forum Masyarakat Kelurahan (FMK).

" sudah memberikan CSR ke Karang Taruna. Tujuannya, supaya dikelola dengan baik, supaya Karang Taruna punya kas sendiri dan ketika ada kegiatan uang itu bisa dimanfaatkan, dan tidak harus susah payah mencari bantuhan. Saya rasa kapasitas 50 ton dalam satu minggu itu kalau dirupiahkan kisaran Rp 10 juta dan kalau dikali satu bulan sudah berapa? Misalkan dikurangi buat ongkos ini itu kan masih sisa buat ngisi kas Karang Taruna. Makanya untuk sementara kita hentikan sampai ada pertanggung jawaban," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO