BHS Siapkan Program Daur Ulang Sampah Pasar Tradisional

BHS Siapkan Program Daur Ulang Sampah Pasar Tradisional SAPA PEDAGANG: Bambang Haryo Soekartono (BHS) saat mengunjungi Pasar Prambon, Senin (6/7). foto: MUSTAIN/ BANGSAONLINE

SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Banyaknya sampah yang dihasilkan oleh pasar tradisional menjadi perhatian Bakal Calon Bupati (Bacabup) Sidoarjo 2020, Bambang Haryo Soekartono (BHS). Dia pun menggagas program mendaur ulang sampah organik dari pasar tradisional.

"Saya melihat sampah pasar masih bisa didaur ulang. Karena itu, tidak semua sampah harus diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Tapi bisa dipilah dan dimanfaatkan untuk pupuk, pakan ikan, atau pakan ternak," cetus politikus Partai Gerindra ini saat bagi-bagi masker di Pasar Prambon, Desa/Kecamatan Prambon, Senin (6/7).

Hasil daur ulang sampah ini, kata BHS, bisa dikembalikan lagi kepada para pedagang. Sehingga pedagang tidak direpotkan lagi dengan pembayaran retribusi. "Kalau 70 sampai 80 persen sampah dari pasar tradisional bisa didaur ulang, maka hasilnya akan dikembalikan untuk kesejahteraan pedagang," tandasnya.

Anggota DPR RI periode 2014-2019 ini menambahkan, pihaknya bakal menambah armada truk pengangkut sampah yang ada di pasar tradisional. Hal itu agar tidak terjadi penumpukan sampah di pasar tradisional. Sehingga kawasan pasar tradisional tetap bersih dan nyaman.

BHS juga menaruh perhatian masih minimnya pedagang pasar tradisional memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk menambah modal sehingga usahanya berkembang. Di Pasar Prambon misalnya, hanya 5 persen dari sekitar 400 pedagang, yang sudah memanfaatkan pinjaman KUR. Rata-rata pedagang yang sudah memanfaatkan KUR ini, mengurusnya sendiri-sendiri.

"Itu artinya permasalahan KUR belum masuk secara massal di wilayah pasar di Sidoarjo. Hal ini karena perbankan tidak aktif ke pasar menjemput para pedagang agar memanfaatkan KUR. Kalau diamanahi bupati, saya akan mendorong KUR masuk ke pasar-pasar tradisional agar bisa dimanfaatkan pedagang untuk tambahan modal usaha," tegas alumnus ITS Surabaya ini.

Terkait keberadaan Pasar Prambon, BHS menyatakan, Pasar Prambon menjadi salah satu pasar favorit warga di tingkat pedesaan dan perbatasan wilayah Kabupaten Mojokerto. Hal ini dibuktikan dengan jumlah pengunjung rata-rata mencapai 2.000 orang per hari.

"Pasar ini sangat potensial untuk wilayah pedesaan. Harga pangan juga tidak terlalu mahal dan lebih murah dibandingkan pasar lainnya di Sidoarjo. Akan tetapi dibandingkan dengan wilayah sekitar Sidoarjo seperti Surabaya, Pasuruan, Mojokerto dan Gresik, harga kebutuhan pokok masih lebih mahal," tutur BHS.

Dengan potensi itu, BHS juga menaruh perhatian terhadap pengembangan Pasar Prambon. Di antaranya mendorong pengelola Pasar Prambon agar mengantisipasi potensi kebakaran. Misalnya mengecek rutin alat pemadam api ringan (Apar). Di Pasar Prambon disediakan delapan tabung Apar. Namun semua Apar itu terakhir dicek pada 2006 dan 2010 lalu.

"Padahal kesiapan Apar ini penting untuk pemadaman titik awal api demi keselamatan nyawa publik. Karena itu, tadi dua Apar kami isi ulang agar bisa dimanfaatkan. Bila saya diamanahi jadi Bupati Sidoarjo, Apar harus dicek setahun sekali dan itu akan dianggarkan di APBD demi keselamatan semua di pasar," tandas BHS. (sta/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO