Gagas Program Makan Ikan Gratis, BHS Siap Kembangkan Budidaya Lele di Tarik

Gagas Program Makan Ikan Gratis, BHS Siap Kembangkan Budidaya Lele di Tarik BERI PAKAN: Bambang Haryo Soekartono (BHS) melihat budidaya ikan lele di Desa Sebani, Kecamatan Tarik, Jumat (3/7). foto: MUSTAIN/ BANGSAONLINE

SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Bakal Calon Bupati (Bacabup) Sidoarjo 2020 Bambang Haryo Soekartono (BHS) terus blusukan melihat potensi ekonomi masyarakat di Kota Delta. Kali ini, Politikus Partai Gerindra ini menyambangi petani budidaya ikan lele di Desa Sebani, Kecamatan Tarik, Jumat (3/7) sore.

Dalam pertemuan dengan sejumlah pembudidaya ikan lele, BHS disambati sejumlah persoalan yang mengakibatkan usaha pembesaran ikan Lele terancam gulung tikar. "Lha di sini saya heran, pembudidaya ikan Lele ini tidak bisa makmur. Ternyata kendalanya banyak," beber BHS usai berdialog dan melihat kolam ikan lele milik Parto, di Dusun Blijo Selatan, Desa Sebani.

Padahal, kata BHS, ikan lele bisa menjadi ujung tombak penyehatan masyarakat di Sidoarjo. Sebab, ikan lele mengandung gizi yang tinggi. Bahkan, kandungan gizi dalam ikan lele bisa mencegah Covid-19. Selain itu, kata BHS, ikan lele bisa mencerdaskan otak karena ternyata kandungan Omega-3 di atas ikan salmon.

Dijelaskan BHS, beberapa persoalan yang dihadapi oleh pembudidaya ikan lele ini di antaranya harga pakan yang mahal. Satu sak pakan kemasan 30 kilogram harganya Rp 327 ribu. Celakanya, harga pakan yang melangit tersebut, kualitasnya juga menurun. "Sehingga yang biasanya tiga bulan mereka (pembudidaya ikan lele) sudah panen, sekarang jadi empat bulan," ungkap BHS.

Masalah berikutnya, terkait harga ikan lele yang dikuasai oleh para tengkulak. Sehingga saat panen, ikan lele yang dihasilkan para pembudidaya tersebut harganya sangat rendah, perkilo Rp 16 ribu. Tentu saja harga jual yang rendah itu mengakibatkan pembudidaya merugi.

Sebab, biaya produksi membengkak akibat harga pakan yang kian mahal, mencapai lebih dari Rp 300 ribu per sak. "Ini jadi suatu perhatian saya. Harusnya ada keseimbangan antara supply dan demand. Mestinya harga (ikan lele) stabil bahkan agak lebih tinggi," jlentreh alumnus ITS Surabaya ini.

BHS juga mengungkap, budidaya ikan lele di Desa Sebani juga menghadapi masalah kualitas air yang diduga terimbas dari keberadaan industri di sekitar desa tersebut. "Ini harusnya jadi perhatian pemerintah daerah. Kalau saya diamanahi sebagai Bupati, kita akan carikan solusi agar pabrik tidak mencemari lingkungan di sini," tegas mantan anggota DPR RI periode 2014-2019 ini.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO