Menurutnya, laboratorium tersebut memang harus secepat mungkin dioperasikan, terlebih alat-alat tersebut sudah siap dioperasikan. Tentunya, melalui cara ini akan mempercepat pemeriksaan sampel yang akan dites swab. “Saya memang ingin secepatnya dioperasikan, supaya kehidupan warga kembali normal,” tegasnya.
Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, M. Fikser mengatakan, pihaknya sudah bertemu dan berkoordinasi dengan Kepala BBTKLPP, Rosidi Roslan. Ia pun menyanggupi untuk membantu Pemkot Surabaya.
“Saya sudah ketemu dengan Kepala BBPTLPP. Beliau mengatakan bahwa sehari bisa 1.000 sampel. Namun, karena ini masih baru, tidak bisa langsung segitu. Pelan-pelanlah ya, sambil proses untuk mencapai itu,” kata M. Fikser.
Sebelum laboratorium PCR ini digunakan, Fikser memastikan bahwa terlebih dahulu melakukan uji validasi selama dua hari. Tujuannya untuk memastikan hasil dari pemeriksaan ini benar-benar valid dan dapat dipertanggungjawabkan.
Kepala Kominfo Kota Surabaya ini juga menjelaskan, mekanisme dan hasil pemeriksaan di lab PCR yang baru dioperasikan itu tidak jauh berbeda dengan bantuan mobil laboratorium dari BIN. Pasalnya, untuk hasil esktraksi membutuhkan waktu selama 45 menit dan hasil pemeriksaan PCR-nya membutuhkan waktu 2-4 jam setiap sampelnya. “Baru setelah itu hasil keluar. Apakah pasien itu negatif atau positif,” jelasnya.
Di samping itu, Fikser juga menambahkan bahwa Pemkot Surabaya sudah membagikan alat Virus Transport Media (VTM) kepada beberapa rumah sakit. Fungsinya, sebagai alat pengambilan cairan dari kerongkongan dan hidung. “Nanti juga akan dilampirkan surat dari kami berisi permohonan untuk diperiksa di lab tersebut,” tambanya.
Demi membantu kinerja di BBTKLPP, Fikser memastikan sudah mengirimkan lima petugas Pemkot Surabaya ke lab tersebut, sehingga dia berharap proses pemeriksaan sampel di lab tersebut bisa semakin cepat. (ian/zar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News