Pasar Ditutup, Belasan Pedagang di Jember Jualan di Pinggir Jalan Nasional

Pasar Ditutup, Belasan Pedagang di Jember Jualan di Pinggir Jalan Nasional Para pedagang dadakan yang membuka lapak di Jalan Nasional 3, tepatnya selatan lokasi ambruknya Ruko Jompo, Senin (25/5/2020) malam.

JEMBER, BANGSAONLINE.com - Bupati telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomer 800/511/35.09.331/2020 tertanggal 22 Mei 2020, yang ditujukan kepada seluruh pengelola mal, pusat perbelanjaan,  dan pengelola pasar tradisional. Isi dari SE tersebut, yakni tentang penutupan mal, pusat perbelanjaan, serta pasar tradisional, selama 7 hari. Dimulai sejak tanggal 23 sampai 29 Mei.

Hal ini menyebabkan para pedagang tidak bisa berjualan. Akibatnya, belasan pedagang bahan pokok dan petani, berjejer berjualan di Jalan Nasional 3, tepatnya selatan lokasi ambruknya Ruko Jompo, Senin (25/5/2020) malam.

Sejak pukul 10 malam, mereka berjejer menggelar dagangannya di pinggiran jalan, mulai dari pertigaan jalan yang menuju Jalan Kenanga, hingga Jembatan Jompo.

Para pedagang dadakan itu berjualan sayuran dan daging. Mereka berasal dari sejumlah pasar di Kabupaten . Mereka beralasan berjualan di pinggir jalan jalur nasional itu, karena pasar tempat mereka berdagang sebelumnya tutup selama seminggu akibat kebijakan yang dikeluarkan dari pemerintah kabupaten (pemkab) setempat.

Akibatnya, lebar jalan yang sebelumnya sempit akibat bekas ruko ambruk, semakin sempit setelah adanya pedagang yang menjajakan dagangannya di pinggir jalan.

Pantauan wartawan di lokasi, semakin malam, pembeli pun makin banyak berdatangan. Dengan memarkir kendaran seenaknya, bahkan berhenti mendadak di pinggir jalan. Membuat arus lalu lintas terganggu.

Mereka mengaku senang dapat kembali berbelanja kebutuhan pokok, setelah sekitar dua harian banyak pasar tutup.

"Saya sebelumnya jualan di Pasar Rambipuji, tapi karena ditutup, akhirnya jualan di sini. Bingung mau jual dagangan ke mana? Akhirnya di sini dan banyak yang lain," kata penjual sayuran, Rudi saat dikonfirmasi wartawan.

Senada dengan Rudi, pedagang sayuran lainnya, Hendra juga mengaku terpaksa jualan di pinggir jalan ramai ini pertama kalinya, setelah Pasar Tanjung ditutup.

"Pertama kali ini saya jualan di pinggir ini. Bagaimana lagi, lah Pasar Tanjung tutup. Biasanya dekat gaden (Kantor Pegadaian kawasan Pasar Tanjung)," katanya.

Meskipun pemkab setempat memiliki program berjualan online untuk mempermudah pedagang dan pembeli saat berbelanja, namun menurut Hendra hal itu kurang efektif. Bahkan dirinya pun tidak tahu jika ada program online tersebut.

Lihat juga video 'Nekat Ritual di Laut, 10 Warga Jember Meninggal Tersapu Ombak':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO