GRESIK, BANGSAONLINE.com - Puluhan masyarakat petani di Desa Turirejo Kecamatan Kedamaian menggelar aksi demo di Rest Area Jalan Tol (Krian, Legundi, Bunder, dan Manyar) yang berada di wilayah desa mereka, Jumat (15/5).
Demo ini sebagai bentuk protes terhadap proyek tol KLBM. Sebab, pasca adanya proyek tersebut, mereka tak bisa bercocok tanam dengan baik. Saat musim hujan, area persawahan mereka kebanjiran. Sedangkan saat tiba musim kemarau seperti saat ini, mereka kesulitan air lantaran saluran air irigasi terputus dampak proyek tol.
BACA JUGA:
- Dianggap Langgar SE Kemendagri, Pemkab Gresik Tunggu Keputusan soal Keabsahan Mutasi 147 Pejabat
- Bupati dan Wabup Gresik Bagikan Ratusan Paket Sembako untuk Sopir Angkutan Umum
- Pemkab Gresik Tegaskan Tak Beri Pendampingan Hukum untuk Tersangka Korupsi Hibah UMKM
- Bupati Gresik Resmikan Masjid KH Robbach Ma'sum
Para petani menuntut pihak tol KLBM mengembalikan saluran drainase seperti semula, sehingga bisa dimanfaatkan untuk mengairi sawah mereka.
"Kami para petani tak bisa menggarap sawah lagi sejak adanya pembangunan tol KLBM," ungkap Arif, Wakil Ketua Badan Permusyawatan Desa (BPD) Desa Turirejo.
Ia berharap, pelaksana proyek tol KLBM mempedulikan tuntutan masyarakat petani Desa Turirejo. Yakni, dengan membuatkan jalan usaha tani dan mengembalikan saluran drainase seperti semula.
Hal yang sama disampaikan Kasbun, salah satu tokoh masyarakat Desa Turirejo. "Kami mohon kesadaran pihak pelaksana proyek tol KLBM untuk memenuhi tuntutan warga kami. Sejak area sawah mereka tak bisa tergarap dengan baik pasca adanya proyek jalan tol KLBM, penghasilan petani jadi terganggu," tukasnya.
Sementara pihak pelaksana proyek jalan tol KLBM belum memberikan klarifikasi terkait demo warga Desa Turirejo Kecamatan Kedamean. (hud/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News