Rumput Palsu Alun-alun Bandung Rp 5 M, Dibiayai Perusahaan Properti

 Rumput Palsu Alun-alun Bandung Rp 5 M, Dibiayai Perusahaan Properti Foto: tempo.co.iod

BangsaOnline-Pemerintah Kota Bandung berencana mengundang sekitar 500 anak dari sejumlah sekolah pendidikan anak usia dini (PAUD) di Bandung. Panitia juga akan menyiapkan beberapa permainan tradisional anak-anak selama dua jam. 


Kepala Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota Bandung Arif Prasetya mengatakan Pemerintah Kota menjadikan Alun-alun Bandung sebagai tempat yang ramah anak. Karena itu, "Pada peresmian nanti, rencananya kami mengundang sekitar 500 anak," katanya, Sabtu, 27 Desember 2014.

Alun-alun Bandung yang telah direnovasi itu kini menjadi taman bermain anak. Selain lapangan rumput sintetis yang luas, di sudut timur ada berbagai alat bermain seperti ayunan. Pada akhir pekan ini, ruang terbuka yang bersebelahan dengan Masjid Raya Bandung itu semarak oleh ratusan anak yang berlarian bebas.

Alun-alun Bandung yang ditata kembali sejak Mei 2014 sebenarnya belum sepenuhnya rampung. Peresmiannya pun baru akan dilakukan 31 Desember 2014 oleh Wali Kota Bandung . "Acaranya tasyakuran karena alun-alun sudah jadi," Arif menambahkan.

Dinas sebenarnya memasang pita plastik mengelilingi taman yang tak lagi berpagar itu. Tujuannya agar warga tidak memakainya terlebih dulu sebelum diresmikan. Namun larangan itu kalah dengan antusiasme anak-anak. "Saya sempat ragu mau masuk karena ada pita. Tapi, karena sudah banyak yang main, jadinya ikut," kata Nuraini alias Rini, seorang warga, Sabtu, 27 Desember 2014.

Sebelumnya, Ridwan mengatakan renovasi alun-alun itu tidak memakan uang pemerintah. Proyek pemugaran yang menelan biaya Rp 5-10 miliar tersebut berasal dari dana pertanggungjawaban sosial sebuah perusahaan properti

Area terbuka seluas lebih dari 22 ribu meter persegi itu didominasi hamparan rumput plastik nan hijau. Sementara itu, tanaman dan bunga asli hanya berada di sekeliling lapangan.

Menurut Arif Prasetya, rumput palsu atau sintetis dipilih supaya awet dipakai. "Kalau pakai rumput asli, bisa cepat rusak diinjak-injak. Apalagi kalau kena hujan," ujarnya. Perawatan rumput asli juga dinilai lebih mahal.

Rumput sintetis, Arif menambahkan, memang tak murah. Tapi bisa digunakan secara maksimal. Perawatannya pun jauh lebih mudah dan murah. "Tahan hujan dan panas, asal tidak kena api saja." Pertimbangan lain, untuk mengurangi beban air dan tanah. Sebab lantai alun-alun menjadi atap ruang parkir kendaraan di basement.

Saat Tempo menginjak rumput sintetis alun-alun Bandung, Sabtu pagi tadi, kaki menjadi basah karena sebelumnya tersiram hujan. Ketika kaki diangkat, air menetes turun. Seorang pengunjung, Nuraini, tidak mempersoalkan hal itu. "Rumputnya tebal, jadi enggak khawatir anak-anak jatuh," kata warga Jakarta yang sedang berlibur ke Bandung itu kepada Tempo.

Menurut Arif, pemasangan rumput sintetis itu disertai saluran pembuangan air. "Jadi kalau hujan tidak sampai menggenang." 

Sumber: tempo.co.id

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO