"Partai Gelora harus bisa melahirkan kader yang berperan terhadap masyarakat dan sesuai dengan kebutuhan sosial. Misalnya, dari yang awalnya apolitis, dengan adanya pendekatan yang kami lakukan, bisa menjadi peduli politik. Peduli terhadap pembangunan negara," sambung Misbach.
Pada akhirnya, para kader akan mengikuti tahapan yang ketiga, State Development. "State Development arahnya pada kemampuan mengelola negara," urainya.
Misbach berharap usai para kader mengikuti program pelatihan AMI, mereka bisa mengintensifkan komunikasi dengan komunitas masyarakat.
"Setelah pengaderan, mereka akan membangun kelas intensif. Misalnya, mereka akan bertemu organisasi yang didasarkan pada hobi masing-masing kader. Misalnya, bertemu komunitas sepeda, dzikir, politik, dan sebagainya," imbuh konsultan pendidikan ini.
Dengan mengintensifkan pola komunikasi berbasis komunitas, pihaknya optimistis akan lebih maksimal dalam memperlebar jaringan. "Kami membangun partai berbasis kader sekaligus massa. Harapannya, akan lebih masif dalam menyosialisasikan pandangan partai kami," tandasnya.
Selain AMI, Partai Gelora juga memiliki pola pendidikan melalui Akademisi Kepemimpinan Nasional (AKN). Bedanya, AKN menjadi ajang pendidikan bagi para pengurus atau fungsionaris partai.
"AKN ini jenjang pendidikan bagi para pengurus atau fungsionaris partai. Ini sifatnya wajib untuk level pimpinan partai," tegas Misbach. (mdr/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News