Didukung Undang-Undang, Umat Muslim di India Diburu, Disiksa secara Brutal, dan Dibunuh Polisi

Didukung Undang-Undang, Umat Muslim di India Diburu, Disiksa secara Brutal, dan Dibunuh Polisi Mohammad Sharif (74) dan istrinya, di depan gubuk mereka di Kanpur, Uttar Pradesh. Putra mereka, Mohammad Raees, ditembak mati polisi. foto: Shaikh Azizur Rahman / The Guardian

BANGSAONLINE.com - Polisi di negara bagian Uttar Pradesh, , telah memulai teror terhadap warga muslim, berdalih diberlakukannya Undang-Undang kewarganegaraan baru.

Mohammad Sharif (74), dan istrinya, serta anaknya, Mohammad Raees ditembak polisi saat tengah malam di sebuah barak polisi di negara bagian Uttar Pradesh di , dan di sebuah ruangan tanpa jendela. Di tempat itu ada sekitar 150 pria dan anak lelaki Muslim duduk berkerumun, berdarah, dan memar. Beberapa menggigil memiliki bekas luka di tangan dan wajah mereka, sedangkan yang lain patah anggota tubuh.

Berkali-kali, batang logam dan tongkat bambu mengenai kulit manusia yang lembut. Beberapa pakaian mereka telah dilucuti. Yang termuda di antara mereka baru berusia 12 tahun, kata saksi mata.

Ratusan Muslim di kota Muzaffarnagar ditangkap pada 20 Desember, sebelum disiksa dalam tahanan. Ini adalah bagian dari apa yang digambarkan oleh aktivis dan akademisi Yogendra Yadav sebagai "pemerintahan teror" yang belum pernah terjadi sebelumnya dan kejam. Ini dipaksakan kepada negara terpadat di dunia ini, dalam dua minggu terakhir.

Sejak bulan lalu, telah dilanda protes nasional terbesar dalam lebih dari empat dekade. Orang-orang dari semua agama, kelas, kasta, dan usia turun ke jalan, menentang amandemen kewarganegaraan baru (CAA) yang disahkan perdana menteri Narendra Modi, dan pemerintah nasionalis Hindu-nya BJP.

Banyak orang mengatakan Undang-Undang itu mendiskriminasi Muslim dan merusak . Pemerintah menanganinya dengan meningkatkan penindasan. Melarang berkumpulnya lebih dari 4 orang, dan menyelesaikan demo dengan pentungan dan gas air mata.

Tindakan keras dan brutal kepada muslim di Uttar Pradesh dilakukan secara terbuka. Menurut laporan yang diberikan kepada Guardian, ada lusinan korban, baik dari saksi dan aktivis. Polisi di negara bagian tersebut dituduh melakukan serangkaian perbuatan: menembak tanpa pandang bulu ke kerumunan; memukuli Muslim di jalan-jalan; merampok dan menjarah rumah-rumah Muslim sambil meneriakkan cercaan Islamofobia dan slogan nasionalis Hindu; menahan dan menyiksa anak-anak Muslim.

Ruqaiya Parveen (22), menderita luka mendalam di kepalanya, ketika polisi menerobos masuk ke rumahnya di Muzaffarnagar, Uttar Pradesh, pada 20 Desember, dan memukuli beberapa anggota keluarga. foto: Shaikh Azizur Rahman

.

Sumber: theguardian

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO