Wali Kota Risma Sering Diundang ke Luar Negeri, Pemkot Pastikan Mayoritas Dibiayai Pengundang

Wali Kota Risma Sering Diundang ke Luar Negeri, Pemkot Pastikan Mayoritas Dibiayai Pengundang Wali Kota Risma saat menjadi pembicara di luar negeri. foto: ist

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Perkembangan Kota Surabaya yang begitu pesat mendapat apresiasi dari berbagai pihak, baik dari dalam maupun luar negeri. Sebagai nahkoda Surabaya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dinilai sukses membawa Surabaya ke peta dunia. Tak heran jika selama ini, wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu sering diundang ke luar negeri untuk menjadi pembicara.

Karenanya, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memastikan agenda kunjungan kerja Wali Kota Risma ke luar negeri (LN) tidak menguras Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Sebab, mayoritas pembiayaan atau akomodasinya selama perjalanan ke luar negeri itu ditanggung oleh pengundang. Bahkan, tak jarang pula akomodasi itu ditanggung oleh UCLG Aspac (The United Cities and Local Governments Asia Pacific), karena dia juga menjabat Presiden UCLG Aspac.

“Ada pemberitaan yang kurang tepat yang harus Pemkot Luruskan. Di antaranya, Bu Wali Kota tidak sampai 14 kali ke luar negeri. Selama 2019 hanya ke luar negeri sebanyak sembilan kali. Ada beberapa agenda ke luar negeri yang batal dihadiri Bu Wali Kota,” kata Kabag Humas Febriadhitya Prajatara, Selasa (19/11).

Febri menjelaskan, dari kesembilan agenda tersebut, semua adalah undangan, bukan kunjungan kerja inisiatif . Begitu pula dengan biayanya, mayoritas dibiayai pengundang. Sehingga lawatan tersebut tidak memberatkan APBD Kota Surabaya.

Contohnya agenda pada 19 Februari 2019 di New York Amerika Serikat, Wali Kota Risma diundang Presiden Majelis Umum PBB dan Direktur FAO. Biaya ke Amerika tersebut sepenuhnya ditanggung panitia. Dalam kunjungan itu, Wali Kota Risma menjadi pembicara terkait ketahanan pangan dan program urban farming di Surabaya.

Selain itu, Febri menyebut, Wali Kota Risma juga sering ke LN dalam kapasitasnya sebagai Presiden UCLG Aspac. Seperti pada 21-24 Mei 2019 di Yi Wu Tiongkok, 4-7 September di Makati Filipina, 24-25 September di New York dan pada 15-18 Oktober di Cologne Jerman.

“Kunjungan-kunjungan itu tidak menggunakan APBD Kota Surabaya sama sekali. Semua biaya ditanggung pengundang. Dan yang lebih membanggakan lagi untuk Surabaya, Bu Risma diundang dan memberikan paparan atau sebagai pembicara. Bukan sekadar diundang untuk menghadiri atau hanya seremonial belaka,” ungkap Febri.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO