Surono Dibunuh Karena Kisah Asmara Istrinya, Dendam Anak, Juga Kebun Kopi Berprofit Rp 100 Juta

Surono Dibunuh Karena Kisah Asmara Istrinya, Dendam Anak, Juga Kebun Kopi Berprofit Rp 100 Juta Kapolres Jember AKBP Alfian Nurrizal saat meminta keterangan tersangka Busani yang juga istri korban, saat rilis di Mapolres Jember, Kamis (7/11/2019).

JEMBER, BANGSAONLINE.com - Pembunuhan sadis terhadap Surono, warga Dusun Juroju, Desa Sumbersalak, Ledokombo, yang dilakukan ibu dan anak kandungnya, didasari beberapa motif. Mulai dari kisah asmara Busani (45) istrinya dengan selingkuhannya, motif dendam cemburu kepada korban yang dituduh memiliki hubungan asmara dengan wanita lain, juga keinginan bersama dari kedua pelaku untuk menguasai hasil keuntungan panen usaha kebun kopi yang mencapai Rp 100 juta per tahun.

“Untuk motif pembunuhan ada dendam, asmara, dan perebutan warisan. Karena korban S (Surono) ini punya penghasilan meyakinkan (dari hasil kebun kopi), sehingga cukup menggiurkan bagi para pelaku,” kata Kapolres Jember AKBP Alfian Nurrizal saat rilis di Mapolres Jember, Kamis (7/11/2019).

Dari informasi yang diperoleh polisi, Busani terlibat asmara dengan lelaki lain yakni Jumarin, yang juga santer didengar, bahkan diketahui oleh warga sekitarnya. “Bahkan setelah kejadian pembunuhan itu, saudara B (Busani) ini menikah siri dengan saudara J (Jumarin) sekitar akhir Mei kemarin. Bahkan pernikahan itu juga disaksikan oleh anaknya BHR (Bahar),” ungkap mantan Kapolres Probolinggo Kota ini.

Terkait pembunuhan yang dilakukan, kata Alfian, Jumarin tidak mengetahui sama sekali. “Bahkan usai menikah, J ini juga tidak tahu jika ada jasad di dalam rumah. Bahkan sejak akhir Oktober kemarin, mereka (Jumarin dan Busani) hidup seperti orang yang sudah berumah tangga. Namun 15 hari sebelum terungkapnya kejadian (pembunuhan) ini, mereka berpisah (cerai),” sambungnya.

Lebih jauh Alfian menjelaskan, kematian Surono selain ada kisah asmara antara istrinya dengan lelaki lain, diketahui juga ada dugaan kecemburuan Busani, jika suaminya itu terlibat hubungan dengan wanita lain. “Jadi selain kisah asmara antara B (Busani) dan J, juga ada unsur sakit hati dari B yang dikatakan mengetahui, jika korban S (Surono) punya hubungan dengan wanita lain berinisial I,” imbuhnya.

Bahar pun juga mengaku merasa sakit hati dengan bapaknya. “Karena BHR sering minta uang kepada korban, dan juga mengetahui jika saudara S (Surono) ini memilki keuntungan setiap tahun, tepatnya Bulan Agustus kemarin, hasil panen kebun kopi yang mencapai Rp 100 juta,” jelasnya.

Namun belakangan setelah terjadi pembunuhan, keuntungan kebun kopi itu tidak dirasakan Bahar, tetapi malah dinikmati sendiri oleh Busani dan selingkuhannya. “Sehingga BHR ini juga dendam kepada ibunya dan J, dan membuat keterangan menuduh si J ini yang membunuh saudara S (Surono),” ungkapnya.

Terkait terungkapnya kasus pembunuhan yang dipendam di bawah musala itu, berawal dari cerita yang disampaikan Bahar kepada kepala dusun setempat. “Sehingga kami berterima kasih atas laporan dari Pak Kasun itu, yang kemudian disampaikan ke polsek setempat, sehingga terungkap kasus pembunuhan ini,” pungkasnya. (jbr1/yud/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO