Terus Tambah Musuh, PDIP Anggap Ahok Tak Punya Etika Politik

Terus Tambah Musuh, PDIP Anggap Ahok Tak Punya Etika Politik Ahok. foto: liputan6.com

JAKARTA(BangsaOnline) Sesumbar Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang 

rela tiap hari tambah 1.000 musuh asalkan Jakarta baru bisa terwujud tampaknya akan jadi kenyataan. Cuma apakah Jakarta makin baik masih tanda tanya. Kalau soal tambah musuh tampaknya sudah pasti. Kini bahkan Ahok tambah musuh lagi. Kalau selama ini Ahok berseteru dengan Partai Gerindra yang mengusungnya jadi wakil gubernur DKI Jakarta. Sekarang Ahok malah mulai bermusuhan dengan PDIP. Pasalnya, Ahok  menolak Boy Sadikin yang sudah diputuskan oleh PDIP sebagai calon Wakil Gubernur DKI. PDIP menghormati keputusan Ahok itu, namun berharap agar Ahok tetap mengingat sejarah naiknya dia sebagai Gubernur DKI.

"PDIP menghormati kewenangan yang dimiliki Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta yang oleh Perppu nomor 1 tahun 2014 diberikan kewenangan untuk menentukan sendiri calon wagubnya atas persetujuan presiden," ujar Wasekjen PDIP Ahmad Basarah dalam pesan singkatnya kepada detikcom, Sabtu (29/11/2014).

Namun, lanjut Basarah, sebaiknya Ahok mengenang sejarah naiknya mantan Bupati Belitung Timur itu menjadi Wakil Gubernur DKI hingga Gubernur DKI. Ahok pun diminta untuk memperhatikan etika poltiknya dalam memutuskan siapa wakilnya nanti.

"Ahok tidak boleh melupakan faktor sejarah naiknya Ahok menjadi Gubernur DKI, di mana pada pilkada DKI tahun 2012, Ahok dan Jokowi diusung oleh Parpol PDIP dan Gerindra. Dengan demikian, karena dulu Ahok maju dari Gerindra maka secara etika politik Ahok harus memperhatikan kepentingan PDIP dalam posisi sebagai wakil gubernurnya. Berbeda jika saat Ahok menjadi Gubernur DKI dengan cara berangkat menuju kursi DKI 1 tersebut dengan cara sebagaimana yang diatur dalam Perppu nomor 1 tahun 2014 tersebut, maka Ahok otonom menentukan sendiri calon wakil gubernurnya," jelas Basarah.

"Di sisi lain, PDIP sebagai organisasi parpol punya kepentingan untuk menempatkan kader-kadernya dalam jabatan-jabatan publik, karena sejatinya itulah salah satu fungsi dan tujuan partai politik. Dengan demikian, tidaklah berlebihan jika kesuksesan perjuangan politik PDIP di DKI juga ditandai dengan duduknya kader PDIP sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta," tambah Basarah.

Sumber: detik.com