Petrokimia Gresik Borong 5 Penghargaan di Ajang 25th APQO

Petrokimia Gresik Borong 5 Penghargaan di Ajang 25th APQO Tim Inovator Petrokimia Gresik dalam ajang 25th Asia Pacific Quality Organization.

BALI, BANGSAONLINE.com - Tim inovator PT Petrokimia Gresik, produsen pupuk dan bahan kimia untuk solusi agroindustri, membawa pulang lima penghargaan sekaligus dalam ajang konvensi inovasi internasional 25th Asia Pasific Quality Organization (APQO).

Direktur Utama Petrokimia Gresik, Rahmad Pribadi mengatakan pihaknya mengirim empat tim Gugus Inovasi untuk mengikuti APQO yang dilaksanakan pada tanggal 14-16 Oktober 2019 di Kuta, Bali.

Keempat tim tersebut antara lain dua tim Gugus Inovasi Operational (GIO) 555 dan Fluor, serta dua tim Sistem Saran (SS) Kalibrasi dan New Balance.

"Gugus-gugus yang berangkat ini merupakan gugus berprestasi di konvensi nasional TKMPN (Temu Karya Mutu dan Produktivitas Nasional) pada tahun 2017 dan 2018. Kesempatan ini sekaligus sebagai bentuk penghargaan kepada tim inovasi yang telah berprestasi di ajangsebelumnya," ujar Rahmad.

Keempatnya, lanjut Rahmad mampu membawa pulang penghargaan setelah bersaing dengan 100 peserta atau kontingen dari berbagai negara.

Seluruhnya berhasil mendapatkan predikat "3 Stars", sedangkan GIO 555 membawa tambahan penghargaan sebagai "Best Impact on Transformation".

Rahmad menjelaskan, bahwa inovasi saat ini lebih dari sekadar budaya dan tata nilai di Petrokimia Gresik, namun sudah menjadi DNA perusahaan. Untuk itu, manajemen sangat mendukung setiap Insan Petrokimia Gresik yang ingin menunjukkan karyanya melalui kompetisi semacam ini.

"Selain memberikan dampak positif dalam mendukung program transformasi bisnis perusahaan, dengan mengikuti kompetisi semacam ini, inovasi yang telah dilakukan tim kami juga mendapat pengakuan dari stakeholder dan diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi dunia industri di Indonesia bahkan hingga internasional," harap Rahmad.

Adapun inovasi yang diciptakan GIO 555 berjudul “Mengurangi caking Pupuk NPK dari 61% menjadi 34% dengan modifikasi sistem pendingin di Unit Phonska I dalam 9 bulan”.

Melalui inovasi ini, perusahaan berhasil melakukan penghematan biaya produksi sebesar 268 juta rupiah dan menghapus biaya reprocessing dan reclaiming sebesar 117 juta rupiah.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO