Kembangkan Pertanian Hidroponik, Polisi di Pamekasan Panen Sayur Dengan Hasil Jutaan Rupiah

Kembangkan Pertanian Hidroponik, Polisi di Pamekasan Panen Sayur Dengan Hasil Jutaan Rupiah Ipda Yudas, KBO Shabara Polres Pamekasan menunjukkan selada red coral yang baru saja dipanen dari kebun hidroponiknya.

PAMEKASAN, BANGSAONLINE.com - Hobi seorang polisi anggota Polres ini patut dicontoh dan diapresiasi. Namanya Ipda Yudas WK. Ia mengembangkan pertanian Hidroponik di pekarangan rumahnya yang hanya berukuran 4 x 8 meter. Dia menyulap lahan yang dulunya hanya semak belukar untuk bisnis sampingannya.

Keunggulan pertanian sistem yakni memanfaatkan pipa sebagai media tanam, tanpa memerlukan tanah. Pertanian  menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanamannya. Bahkan kebutuhan air pada sistem ini lebih sedikit daripada pertanian di lahan tanah.

Saat ini Ipda Yudas sudah bisa menghasilkan jutaan rupiah dari budidaya sayuran seperti sawi tosakan, selada iceberg, selada keriting, selada red coral, pakcoy, kangkung, dan cabe.

Ipda Yudas WK, yang juga sebagai KBO Shabara di Polres sudah menekuni budidaya pertanian sistem ini sudah hampir 10 tahun.

"Saya memanfaatkan lahan yang semulanya lahan tidur dan ditumbuhi semak belukar menjadi lahan pertanian produktif. Oleh karena itu, saya mendorong agar para pemuda tani di daerah bisa bangkit untuk menjadi petani sukses," ungkap Yuda saat ditemui di rumahnya sedang memanen sayurannya, Senin (07/10/19) sore.

Yudas juga menjelaskan, bahwa sayurannya ia jual sendiri ke pasar. Selain itu juga ada penjual bakso yang langsung datang ke rumahnya. "Satu ikat sayur dijual dengan harga Rp 3 ribu," ujarnya.

Berapa modalnya? Ia mengaku mengeluarkan dana sekitar 10 juta, baik untuk beli bibit dan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk sistem tersebut. Namun untuk saat ini, ia hanya mengeluarkan modal untuk membeli bibit saja.

"Untuk bibit sayurannya saya membeli ke Cianjur dengan harga satu gram Rp. 22 ribu," ungkapnya.

Dengan sistem , ia hanya perluh menaruh bibit sayur di atas tisu basah. Selama 4 hari, bibit itu akan tumbuh. "Kalau sudah tumbuh, maka dipindah pada media rockwool yang sudah disiapkan. Kemudian sayur siap panen pada dua puluh hari. Keunggulan sayuran ini bisa tahan sampai empat hari tak busuk," ungkap Yudas yang asli Bekasi tersebut.

Sekarang, Yudas mengaku mendapatkan Rp. 5 juta setiap kali panen. "Jadi menanam sayur tidak menggangu aktivitas saya sebagai polisi," pungkas Yudas yang belajar sistem pertanian di Bogor tersebut. (yen/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Hidroponik, Budi Daya Menanam Favorit Petani Millenial ':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO