Tumpeng Bogomulyo Dilarung di Waduk Bening

Tumpeng Bogomulyo Dilarung di Waduk Bening Tumpeng ikan raksasa dari pelet atau pakan ikan seberat 200 kilogram yang dilarung ke waduk.

Tumpeng ikan itu ditandu oleh sepuluh orang menuju tepi waduk, dan kemudian dilarung ke tengah menggunakan rakit batang pisang. "Tidak ada (tumpeng makanan), hanya pakan ikan. Semua tahu jenisnya di sini ikan mujair nila. Moga-moga ikannya sehat, masyarakat senang, waduk bersih, jaya, Indonesia kuat. Beratnya (tumpeng ikan) 200 kg," jelas Raymond.

Usai pelarungan, dilanjutkan prosesi penanaman pohon di bantaran waduk. Sementara di depan panggung hiburan, dua tumpeng raksasa berisikan ikan nila mujair setinggi 1,5 meter dan bawang merah langsung diserbu dan menjadi rebutan oleh masyarakat.

Sedangkan 10 tumpeng nasi putih dan kuning yang disiapkan menjadi juga menjadi santapan warga yang hadir di lokasi. Bupati juga memimpin doa agar tumpeng dan larung sesaji itu membawa keberkahan bagi masyarakat.

"Alam jangan hanya diambil manfaatnya saja. Tumpeng Bogomulyo ini adalah sebagai bentuk rasa syukur mau menjaga alam, waduk, sumber mata air, dan pohon yang disebut dengan ekosistem," jelas Bupati yang akrab disapa Kaji Mbing tersebut.

Direktur Kebudayaan Chrystriyati Arini menambahkan, acara Larung Sesaji merupakan bentuk upaya melestarikan budaya hubungan manusia dengan manusia bertemu. "Larung Sesaji ini kegiatan langka. Menghidupkan kembali ekosistem kebudayaan dan semoga tumbuh juga di daerah lain yang kemudian kita bisa bangga dengan budaya kita sendiri," tuturnya. (mid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'BI Kediri Gelar Bazar Pangan Murah Ramadhan 2024':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO