Jelang Lebaran, Petrokimia Gresik Siapkan Stok 5 Kali Lipat

Jelang Lebaran, Petrokimia Gresik Siapkan Stok 5 Kali Lipat Kapal-kapal besar yang sandar di TUKS Petrokimia siap mengangkut pupuk. foto: SYUHUD/ BANGSAONLINE

Oleh karena itu, Ihwan memperingatkan kepada produsen pupuk tiruan atau palsu, khususnya yang meniru produk PG, untuk segera menghentikan dan/atau menarik dari peredaran, serta memusnahkan seluruh pupuk tiruan untuk menghindari tuntutan hukum, baik secara pidana maupun perdata, baik kemiripan produk secara keseluruhan maupun persamaan pada pokoknya.

"Jika masyarakat menemukan peredaran pupuk palsu atau bahkan penyelewengan distribusi pupuk subsidi, langsung saja laporkan ke pihak berwajib," kata Ihwan.

Untuk memastikan tidak terjadinya penyelewengan, PG melalui petugas SPDP terus meningkatkan koordinasi dengan pihak terkait. Mulai dari Distributor, Dinas Pertanian, Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3), Petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), TNI, dan aparat penegak hukum. Masyarakat juga dapat turut serta mengawasi penyaluran pupuk bersubsidi. Dalam penyaluran pupuk bersubsidi perusahaan berpedoman pada Peraturan Menteri Pertanian (Permentan), SK Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota Madya.

Perusahaan mendistribusikan pupuk bersubsidi berpegang teguh pada Prinsip 6 Tepat, yaitu Tepat Tempat, Tempat Harga, Tepat Jumlah, Tepat Mutu, Tepat Jenis, dan Tepat Waktu.

"Penyaluran ini dikawal oleh 77 Staf Perwakilan Daerah Penjualan (SPDP) berikut 323 asistennya. Kami memiliki fasilitas distribusi 305 gudang penyangga dengan kapasitas total 1,4 juta ton, 652 distributor, dan 28.228 kios resmi," urainya.

Saat ini, lanjut Ihwan, PG sedang menggencarkan program transformasi bisnis, di mana melalui rangkaian produk dan jasa dari hulu hingga hilir, PG ingin mewujudkan diri sebagai produsen pupuk untuk solusi bagi sektor agroindustri.

"Ke depan PG tidak lagi sekadar menjual produk, melainkan memberikan lebih banyak solusi. Salah satunya adalah solusi pemupukan berimbang. Pola pemupukan ini mengombinasikan pupuk organik dan anorganik, seperti Urea dan NPK, untuk menjaga keberlanjutan pertanian," pungkas Ihwan.(hud/ns)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO