Jelang Berakhirnya 99 Hari Kerja Pertama, Gubernur Khofifah Launching MJC, EJSC, dan Big Data

Jelang Berakhirnya 99 Hari Kerja Pertama, Gubernur Khofifah Launching MJC, EJSC, dan Big Data Gubernur Jatim Khofifah saat melaunching MJC, EJSC, dan Big Data dengan menabuh gong virtual.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melaunching program Millenial Job Center/MJC, East Java Super Coridor/EJSC, dan Big Data di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin (27/05) sore. Launching program tersebut dilakukan tepat sehari sebelum berakhirnya 99 hari pertama program kerja pemerintahan Gubernur Khofifah dan Wagub Emil.

Dalam sambutannya, Khofifah menyampaikan, bahwa MJC dan EJSC masuk dalam janji kampanye pada 99 hari kerja pertamanya. Dalam proses persiapannya, pihaknya mengaku telah melakukan exercise di beberapa titik, sehingga tidak hanya skillnya yang disiapkan,  tapi juga ekosistemnya.

“Persiapan ekosistem inilah yang harus dikoordinasikan dengan klien yang disebut dunia usaha dunia industri/dudi dan mentornya. Selain itu juga talentnya sendiri apakah anak-anak lulusan SMK/SMA atau S1,” tutur gubernur perempuan pertama di Jatim ini.

Khofifah mengaku bersyukur, pada launching program kali ini bertepatan pula dengan adanya program dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) digital talent scholarship. Dengan demikian, akan mempermudah para millenial untuk bisa masuk MJC.

“Kami berharap setelah mereka ditraining sekitar 3 bulan, maka akan mudah terknoneksi dengan dudi. Apalagi, mentor dan klien yang kita sebut three partied juga sudah siap,” ujarnya.

Terkait pengembangan pusat informasi super koridor atau disebut EJSC, dirinya menjelaskan aplikasi ini akan mempersambungkan antara UKM, IKM dengan market. Oleh sebab itu, diharapkan para milenial Jatim akan tertarik dengan dunia UKM, IKM, termasuk di bidang pertanian termasuk nelayan.

“Lewat MJC sebetulnya para millenial tidak hanya sekedar mendapat keterampilan dari pelaku digital ekonomi, tetapi juga menyambungkan market akses ke UKM dan IKM,” tutur Khofifah.

Lebih lanjut disampaikan, memasuki revolusi industri 4.0 selain ekosistemnya disiapkan, maka kebutuhan Big Data merupakan salah satu prasyarat. Pihaknya menceritakan, saat pertama kali melakukan pengecekan ke kantor usai dilantik, yang ditanyakan yakni di mana data centernya. Selain itu, saat ke Kominfo Prov. Jatim, pertanyaan yang sama juga disampaikan apakah sudah memiliki Big Data.

“Untuk membangun koneksitas di antara seluruh layanan informasi yang dimiliki , maka dibutuhkan percepatan,” terang Khofifah sembari mengimbuhkan bahwa masing-masing OPD sudah memiliki sistem tapi belum terkoneksi jadi yang dibutuhkan yakni Jatim Connect.

Selain itu, Gubernur Khofifah juga menjelaskan program East Java Smart Province Economic Router/EASIER. Harapannya, program ini bisa menjadi pusat pergudangan dari barang impor yang bisa dikembalikan tanpa dikenakan cukai sebelum diakses masyarakat. Sehingga, ketika UKM/IKM yang kebutuhannya tidak seperti perusahaan besar maka tidak dikenakan cukai.

“Harapannya ini bisa memberikan akses bagi UKM/IKM terhadap barang-barang yang masih diimpor dan itu tidak harus dibayar bea cukainya. Inilah konsep dari dari EASIER,” tutur orang pertama di jajaran ini.

Di akhir sambutannya, Khofifah berharap program-program yang dilaunching hari ini bisa memberikan manfaat besar bagi seluruh masyarakat Jatim.

“Saya ingin UKM dan IKM indah dan potensial di mata millenial, nelayan maupun petani juga indah di mata millenial. Karenanya inovasi dan kolaborasi harus terus kita lakukan,” pungkasnya.

Tantangan Mencetak Wirausaha Muda Perlu Dapat Perhatian

Lihat juga video 'Warga Kota Pasuruan Berebut Minyak Goreng Curah Saat Gubernur Jatim Pantau Operasi Pasar':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO