JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa kepada wartawan membantah tudingan Romy merekomendasi Haris Hasanuddin sebagai Kepala Kemenag Jawa Timur. Ia menegaskan bahwa jual-beli jabatan sangat tidak dibenarkan. Gubernur perempuan pertama di Jawa Timur itu mengaku siap memberi klarifikasi.
Menurut dia, apa yang disampaikan Romy tidak benar. Bahkan ia mengaku kaget atas pernyataan Romy itu. "Sama sekali tidak benar. Teman-teman silakan tanya kepada Mas Romy. Saya takut ada orang yang mengatasnamakan saya," tegas Khofifah.
BACA JUGA:
- Pesan Khofifah saat Halal Bihalal dengan 1.600 Guru se-Bakorwil Madiun
- Dinobatkan sebagai Tokoh Pengembangan Industri Halal, Khofifah: Jadi Penguat dan Penyemangat
- Khofifah Sebut IKA Unair Dukung Penuh Upaya Percepatan Indonesia Emas Sebelum 2045
- Hardiknas 2024, Khofifah: Maksimalkan Merdeka Belajar, Siapkan Generasi Menuju Indonesia Emas 2045
Dr KH Asep Saifuddin Chalim juga membantah tudingan Romy. "Gak pernah, gak pernah. Silakan cari kalau ada rekomendasi tertulis dari saya," kata Kiai Asep kepada wartawan. Ia mengungkapkan bahwa Haris memang pernah menjadi santrinya saat kuliah di IAIN. "Tapi setelah itu saya gak tahu," katanya.
Penyataan Romahurmuziy yang menyebut nama Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dalam pusaran korupsi yang dia alami, juga mendapatkan tanggapan dari Prof Mohammad Mahfud MD. Mantan ketua Mahkamah Konstitusi itu menilai rekomendasi Khofifah untukk Haris Hasanuddin adalah hal yang biasa.
“Merekomendasi orang tak selalu ada korupsinya. Saya juga pernah merekomendasi atau menerima rekomendasi untuk mempertimbangkan penempatan orang,” kata Mahfud dalam kicauan akun twitternya @mohmahfudmd, Sabtu (23/3).
Mahfud menegaskan, rekomendasi adalah hal yang biasa saja, termasuk rekomendasi untuk Haris Hasanuddin yang disebut-sebut Romahurmuziy adalah nama yang disampaikan Khofifah.
Klik Berita Selanjutnya