
KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Demi menambah pemahaman terhadap literasi keuangan bagi masyarakat, PT Bhinneka Life Indonesia (Bhinneka Life) bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar edukasi bagi guru ekonomi tingkat SMA di SMAN 3 Kota Kediri , Minggu (2/12).
Kegiatan literasi ini sebagai bentuk komitmen perusahaan untuk terus meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai perencanaan keuangan. Kegiatan tersebut dihadiri lebih dari 50 guru mata pelajaran ekonomi.
Sudarwo, chief agency officer Bhineka Life, mengatakan sangat mendukung program OJK untuk terus meningkatkan literasi. Apalagi dalam kegiatan itu, ada penyerahan sumbangan buku mengenai OJK dan industri jasa keuangan kepada SMA 3 Kediri dan seluruh peserta literasi.
"Sebagai pendidik generasi masa depan, guru memiliki peran penting. Sehingga mengajak partisipasi guru ekonomi merupakan langkah strategis dalam mempercepat pemahaman masyarakat terhadap literasi perencanaan keuangan. Diharapkan para guru secara terus-menerus menyebarluaskan materi literasi kepada muridnya agar mereka memiliki pemahaman mengenai pengelolaan yang baik dan terencana," ungkap Sudarwo.
Selaras dengan semangat perusahaan, yakni Bersatu Dalam Kebaikan, Bhinneka Life berusaha berperan aktif mendukung pembangunan bangsa, terutama generasi masa depan, melalui kompetensi yang dimiliki. Yaitu di bidang perencanaan keuangan dan asuransi.
Oleh karena itu, Bhinneka Life terus melakukan inisiatif agar masyarakat semakin mengetahui dan mengerti asuransi sebagai bagian dari mempersiapkan dan menyusun rencana keuangan yang lebih baik. Tujuannya membantu mereka dalam mengambil keputusan yang lebih baik pula.
"Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berasuransi adalah salah satu indikasi bahwa pemahaman masyarakat terhadap perencanaan keuangan semakin membaik," ungkapnya.
Di sisi lain , Kepala OJK Kediri Slamet Wibowo mengatakan kegiatan literasi keuangan kepada guru ekonomi yang diselenggarakan Bhinneka Life di Kediri sangat bermanfaat. Anak-anak yang merupakan generasi milineal sangat perlu mengetahui perencanaan keuangan, terlebih di tengah kompetisi global dan inovasi produk dan jasa keuangan berkembang pesat.
"Guru memiliki peran penting dalam memberi pemahaman sejak dini kepada murid. Dengan memiliki literasi perencanaan keuangan, masyarakat mampu mengelola keuangan dengan baik, sehingga masa depan anak anak mereka lebih terjamin," tandas Slamet.
OJK mencatat bahwa hingga tahun 2017, indeks literasi asuransi di Indonesia baru mencapai 15,76 persen. Angka itu turun dari survei tahun 2013 yang berada pada angka 17,84 persen. Rendahnya tingkat literasi ini berdampak kepada masih banyaknya penduduk Indonesia yang tidak terlindungi oleh asuransi.
Menurut data dari Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), dari total penduduk Indonesia sekitar 225 juta jiwa, baru sekitar 7,5 persen masyarakat yang memiliki asuransi. (rif/ian)