GRESIK, BANGSAONLINE.com - Kapolda Jatim, Irjen Pol Luki Hermawan mengakui bahwa ulama, kiai, para tokoh masyarakat di Jawa Timur memiliki peran strategis dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas).
Hal ini diungkapkan Kapolda saat menghadiri Majelis Mudzakaroh Da'i Dakwah Islam Washatiyah dan Literasi Keuangan Syariah Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI Gresik, di Aula Masjid Agung Gresik (MAG) Malik Ibrahim, Rabu (21/11/2018).
BACA JUGA:
- Ledakan Dahsyat di Bangkalan, 1 Rumah Hancur, 1 Meninggal, 2 Kritis, Tim Gegana Diterjunkan
- Polda Jatim Ungkap Kasus Penipuan Kontrak Fiktif Senilai Rp11 Miliar
- Polisi Bongkar Jaringan Narkoba di Jalan Kunti Simokerto
- Pastikan Perjalanan Mudik Aman, Polisi Cek Kesehatan dan Tes Urine Kru Bus di Terminal Bungurasih
Menurut Kapolda, ulama dan umaro punya tugas yang sama untuk menjaga Kamtibmas. Untuk itu, ia berharap ulama dan umara' bisa bersinergi dalam menciptakan Kamtibmas di Jatim.
Kapolda mengapresiasi kegiatan yang diadakan MUI Kabupaten Gresik. Ia nenilai kegiatan tersebut positif, terlebih di tahun politik seperti saat ini. "Selama tahun 2018, terlebih saat digelarnya Pilkada serentak, situasi Kamtibmas di Jawa Timur sangat kondusif. Meski ada Pilkada di Sampang yang diulang, tapi tetap berjalan baik. Hal ini karena dibantu ulama, sehingga tugas Polri makin ringan," jlentrehnya.
Ia mengakui saat ini tugas Polri dalam menghadapi musuh yang menggunakan media digital sangat berat. "Kalau dulu musuh jelas ada yang membawa senjata. Tapi sekarang musuh tak jelas lewat media digital. Mereka bisa kapan pun melakukan ujaran kebencian, hoax," katanya.
"Musuh ini memecah belah keutuhan NKRI lewat media digital. Hal ini sangat deras tak hanya dari dalam, tapi juga dari luar (luar negeri). Saya minta masyarakat jangan muda terprovokasi," sambungnya.