Bersama Petani, BI Kediri Tanam 25 Ribu Bibit Kopi di Lereng Wilis

Bersama Petani, BI Kediri Tanam 25 Ribu Bibit Kopi di Lereng Wilis Kepala BI Kediri Djoko Raharto bersama para petani saat membawa bibit kopi yang akan ditanam di bukit perkemahan Jurang Senggani.

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri bersama dengan KUB Omah Kopi, Petani, Pokdarwis, dan Perum Perhutani melaksanakan tanam Kopi Arabika jenis Komasti sebanyak 25 ribu batang. Kegiatan yang dilaksanakan di lereng wilis tepatnya di bumi perkemahan jurang senggani Desa Sendang Kabupaten Tulungagung ini sekaligus dikampanyekan Gerakan Peduli Lingkungan melalui pengolahan dan pemanfaatan pupuk organik limbah ternak yang difermentasi, serta melakukan gerakan pengembangan pariwisata bekerja sama dengan Pokdarwis.

Saat ini sudah tersedia bibit kopi sebanyak 100 ribu batang pohon. Namun pada tahap ini yang akan ditanam adalah sebanyak 25 ribu pohon. Penanaman ini melibatkan sekitar 100 petani dengan luas lahan sekitar 10 hektar.

Lahan yang akan ditanami adalah lahan milik petani dan sebagian ditanam di lahan milik Perhutani. Dengan penanan ini, maka bibit Kopi Arabika di wilayah tersebut sudah tertanam lebih kurang 45 ribu pohon, 20 ribu pohon diantaranya sudah mulai berbuah.

Kepala Perwakilan Joko Raharto mengatakan, terdapat beberapa hal yang istimewa untuk tahun ini, yaitu, petani mulai memanfaatkan limbah padat dan cair ternak yang sudah difermentasi dengan MA 11 menjadi pupuk organik.

"Selama ini petani membuang limbah padat dan cair ternak di sungai atau di kebun tanpa dilakukan fermentasi sehingga mencemari lingkungan dan kontra produktif. Selanjutnya melalui edukasi dan pelatihan, petani berhasil dibuka mindsetnya bahwa limbah ternak apabila diolah dengan benar akan menjadi produk bernilai tambah yang ramah lingkungan," kata Joko, Kamis (8/11).

Selanjutnya, Pokdarwis juga dilibatkan untuk menggarap dan mempromosikan pariwisata di lokasi penanaman kopi yang memang layak juaI sebagai objek pariwisata. Di samping mempromosikan keindahan alam dan budaya setempat, juga dimasukkan materi nilai ekonomis dari hulu hilir budidaya dan produk kopi yang dikombinasikan dengan produk unggulan setempat, yaitu susu sapi, teh dan coklat.

Dengan terintegrasinya pengembangan potensi produk, budaya dan didukung potensi alam yang indah, diharapkan pengembangan ekonomi yang partisipatif dan inklusif dapat terwujud. (rif/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO