Tafsir Al-Isra 4: Sudah Waktunya Negara-Negara Islam Punya PBB Sendiri

Tafsir Al-Isra 4: Sudah Waktunya Negara-Negara Islam Punya PBB Sendiri Ilustrasi: Pertemuan menteri luar negeri dan diplomat dari 53 negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

Oleh: Dr. KHA Musta'in Syafi'ie M.Ag. . .   

Waqadhaynaa ilaa banii israa-iila fii alkitaabi latufsidunna fii al-ardhi marratayni walata’lunna ‘uluwwan kabiiraan (4).

Paparan al-Qur'an seperti ditutur pada ayat kaji di atas mengandung pelajaran bagi umat islam, sekaligus dunia, bahwa:

Pertama, kita tidak perlu jengkel kepada bangsa yang watak aslinya memang brutal. Bangsa yang era nabi Musa A.S. dulu pernah dikutuk menjadi monyet ini hingga kini perwatakan mereka tidak berubah. Ya monyet yang serakah dan angkuh. Donald Trump, presiden Amerika Serikat memanfaatkan bangsa demi nafsu serakahnya menguasai wilayah Timur Tengah.

Jerussalem diklaim sebagai ibu kota untuk menyenangkan kroninya, meski ditentang dunia. Dasar "monyet", tetap saja monyet, pura-pura tuli, bisu, dan buta. Pada konferensi negara-negara islam di Turki membahas ini, umumnya negara-negara lain presidennya pada datang sendiri, kecuali Arab Saudi, hanya mengutus pejabat sekelas Dirjen, di bawah menteri. Nampak Arab sangat mengutamakan Amerika ketimbang sesama negara Islam.

Kedua, Al-Qur'an tidak pernah salah. Sudah berapa kali persoalan dan Palestina diselesaikan oleh PBB, tapi dirusak lagi dan dirusak lagi oleh mereka. Rasanya, sekadar perundingan -sampai hari ini- tidak membuat mereka berhenti dari arogannya. Kita rujuk sejarah, bahwa kebrutalan bangsa baru berhenti hanya karena satu hal, yakni dikutuk atau dihabisi.

Dulu, Tuhan langsung yang mengutuk, sehingga mereka terpaksa berhenti karena tak berdaya, bukan karena sadar. Jaman now tentu beda. Hendaknya semua negara Islam bersatu dan membuat PBB sendiri. Dengan kekuatan jamaah ini, negara Islam atau yang mayoritas beragama Islam punya power yang diperhitungkan.

Kita punya sumber daya alam dan umat Islam sudah banyak yang menguasai teknologi. Hanya saja kurang berani dan kurang serius berukhuwah. Ukhuwah islamiah antar negara Islam inilah yang sangat lemah. Seperti Arab Saudi masih sangat egois dan hedonistik.

itu negara miskin, andai negara-negara islam mau bersatu dalam bidang ekonomi atau minyak atau perdangan, rasanya berpengaruh dan punya kekuatan mengatasi kebrutalan

Sumber: Dr. KHA Musta'in Syafi'ie M.Ag

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO