Gus Ipul Dihantui Mitos Wagub Selalu Kalah dalam Pilkada

Gus Ipul Dihantui Mitos Wagub Selalu Kalah dalam Pilkada Petrus Haryanto (tengah), CEO iPOL saat merilis hasil survei Pilkada Jatim dengan pendekatan teknologi. foto: DIDI ROSADI/ BANGSAONLINE

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pemilihan kepala daerah Provinsi Jawa Timur tahun depan diprediksi akan berlangsung ketat. Terlebih Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dipastikan maju berpasangan dengan Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas. Pasangan itu akan bertarung dengan Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa yang saat ini masih melakukan ikhtiar mencari pendamping.

Gus Ipul sebagai kandidat calon gubernur banyak diprediksi sejumlah pihak berada di atas angin. Pasalnya, wakil gubernur Jatim dua periode itu terhitung sebagai incumbent sehingga diuntungkan dengan program pemprov yang bisa diselaraskan dengan visi sebagai Cagub. Namun di sisi lain, Gus Ipul juga dihantui oleh mitos yang menyebut Wagub selalu kalah saat akan naik kelas menjadi Gubernur.

“Ada mitos yang menghantui para Wagub selalu kalah atau gagal naik kelas menjadi Gubernur. Mitos itu nyata di beberapa pilkada,” tutur Petrus Hariyanto, CEO IT Research Politic Consultant (iPOL), Rabu (1/11).

Petrus membeberkan sejumlah fakta yang membuktikan mitos itu belum terpatahkan. Di antaranya, Rano Karno pada Pilkada Banten, Muallem di Pilkada Nanggroe Aceh Darussalam, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Pilkada DKI Jakarta, dan Rustam Effendi di Pilkada Bangka Belitung.

Menurut Petrus, semua figur itu adalah Wagub yang mencalonkan diri pada periode berikutnya sebagai Calon Gubernur. Alih-alih menang, mereka justru kalah oleh rivalnya yang berstatus penantang.

“Ini tantangan Gus Ipul untuk memecahkan mitos tersebut. Kalau menang, Gus Ipul mencatat sejarah. Tapi kalau kalah, akan memperpanjang catatan mitos Wagub gagal naik kelas menjadi Gubernur,” beber Petrus.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO