BLITAR, BANGSAONLINE.com - Proses pengukuran lahan dan pemasangan patok di lokasi pembangunan SMP Negeri 3 Kota Blitar di Kelurahan Tanggung, Kecamatan Kepanjen Kidul mendapatkan pengamanan ketat oleh puluhan petugas kepolisian Polres Blitar Kota dan Satpol PP Kota Blitar, Senin (4/9).
Hal itu karena meski sudah akan dibangun, namun puluhan warga setempat yang sebelumnya menjadi petani penggarap di lahan seluas tiga hektare itu melakukan aksi penolakan. Mereka menghalang-halangi proses pengukuran dan mencabuti patok-patok yang sudah dipasang, dengan alasan lahan tersebut merupakan lahan produktif, dan merupakan lahan yang menjadi mata pencaharian warga setempat.
BACA JUGA:
- Bupati Rini Serahkan SK Penugasan Guru sebagai Kasek Jenjang SD dan SMP Dinas Pendidikan Blitar
- Bupati Blitar Buka Expo Sekolah Penggerak untuk Promosikan Produk Sekolah
- Curi Belasan Laptop di Bekas Sekolahnya, Kawanan Remaja Putus Sekolah di Blitar Dibui
- 9 SMP di Kota Blitar Mulai Terapkan Aplikasi PeduliLindungi
Panca Wibawa Aji (41), salah satu petani, menegaskan sampai kapanpun akan menolak pembangunan SMP Negeri 3 dan mempertahankan lahan pertanian yang telah mereka garap selama puluhan tahun.
"Ini lahan produktif, jadi kalau mau membangun jangan dilahan produktik semacam ini, jangan mau enaknya saja. Nanti kalau tidak ada sawah tidak ada lahan petani disini mau jadi apa," ungkap warga Kelurahan Tanggung ini.
Hal senada diungkapkan Nuriadi (60). Ia meminta pemerintah menunda pembangunan SMP Negeri 3 sampai ada kesepakatan antara Pemkot Blitar dengan warga. Menurutnya, hal itu merupakan rekomendasi DPRD Kota Blitar yang hingga sekarang belum dijalankan oleh Pemkot Blitar.
"Harus ada titik temu dulu, baru bisa dilanjutkan entah mau dibangun atau diapakan," tegas Nuriadi.