Tak Hanya Langka, Harga Garam di Blitar Naik Hingga Empat Kali Lipat

Tak Hanya Langka, Harga Garam di Blitar Naik Hingga Empat Kali Lipat

Hal senada diungkapkan Supriyadi (60) alias Ateng, pengusaha es puter asal Kota Blitar. Setiap harinya warga Jalan Bakung Kota Blitar ini membutuhkan 30 kilogram garam grasak untuk memproduksi es puter. Pasalnya selain kelapa, gula, dan es batu, garam grasak memang menjadi bahan baku pokok untuk membuat es puter. Garam grasak digunakan sebagai pengganti freezer untuk mengawetkan es puter.

Dengan kelangkaan garam grasak tersebut ia terpaksa harus berkeliling ke toko-toko kecil di beberapa wilayah di Kabupaten maupun Kota Blitar untuk mencari toko yang memiliki stok garam grasak. Karena di toko langgananya yang ada di Jalan Tanjung Kota Blitar sudah tidak stok garam sejak sebulan terakhir.

"Nyarinya susah, harganya juga naik, dulu per lima kilogram hanya Rp 11.500, sekarang naik jadi Rp 18.500 per kilogram. Tapi meskipun harganya mahal ya tetap saya beli, karena kebutuhan memproduksi es puter," terangnya.

Meski begitu, ia mengaku belum berani menaikkan harga es puternya. Saat ini harga es puter satu mangkok tetap dijual dengan harga Rp 3000. Alasanya, ia tidak mau pelangganya kecewa dan lari ke produsen lain. "Tidak saya naikkan namun memang sedikit diakali dengan mengurangi porsi garam grasaknya saat proses produksi," terangnya.

Hingga saat ini belum diketahui secara pasti penyebab kelangkaan dan melambungnya harga garam. Namun berdasarkan informasi dari beberapa supplier, kelangkaan garam tersebut disebabkan gagalnya produksi, oleh petani garam di Madura akibat pengaruh cuaca. (blt1/tri/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO