Menelusuri Jejak Kampung Religi di Surabaya (13): Mbah Karimah Murid Pertama Raden Rahmat

Menelusuri Jejak Kampung Religi di Surabaya (13): Mbah Karimah Murid Pertama Raden Rahmat KAMPUNG Kembang Kuning memiliki keterkaitan sejarah yang sangat kuat dengan Sunan Ampel. foto: YUDI A/ BANGSAONLINE

KAMPUNG Kembang Kuning memiliki keterkaitan sejarah yang sangat kuat dengan Sunan Ampel. Keberadaan Masjid Rahmat serta makam Mbah Karimah Wiroseroyo yang merupakan mertua dari Sunan Ampel, menjadi magnet yang sangat kuat bagi para peziarah serta pecinta Sunan Ampel.

Ramainya para peziarah makam Mbah Karimah puncaknya saat gelaran haulnya. Selain itu, ada rombongan peziarah yang aktif satu bulan sekali datang ke makam Mbah Karimah, yakni dari Gresik, Pasuruan, serta Malang Selatan (Dampit).

“Mereka ini biasa datang secara rombongan sebanyak dua sampai tiga bis sekaligus,” tutur Suripto, juru kunci Makam Mbah Karimah Wiroseroyo.

Selain dari Jawa Timur, ada rombongan dari luar Jatim yang rutin berziarah sebulan sekali seperti dari Pekalongan (Jawa Tengah) serta Cirebon (Jawa Barat). Para peziarah ini merupakan rombongan dari Ziarah Walisongo yang sebelumnya mendapat info dari mulut ke mulut atau diberi tahu oleh orang-orang yang sudah pernah berziarah sebelumnya.

Tidak hanya dari dalam negeri saja, dari luar negeri pun juga melakukan ziarah di makam mertua Sunan Ampel ini. Mulai dari Malaysia, Brunei Darussalam serta Singapura, saat kapal mereka sandar di Tanjung Perak. Mereka mendapat info dari radio Surabaya kalau ada haul Mbah Karimah, lalu datang untuk ziarah.

“Ada satu warga Malaysia yang sempat memberikan saya uang sebesar 10 Ringgit,” kenangnya.

Membaca namanya, jamak orang mengatakan bahwa Mbah Karimah itu mertua perempuan Sunan Ampel. Padahal sebenarnya Mbah Karimah ini adalah mertua lelaki. Memang nama Karimah merupakan anak perempuan dari Ki Wiroseroyo yang dinikahi Sunan Ampel itu.

“Karena masyarakat itu sudah terbiasa menyebut anaknya terlebih dahulu kemudian diikuti nama ayahnya sebagai panggilan penghormatan, maka yang muncul nama Mbah Karimah Wiroseroyo,” ungkapnya.

Sejarah telah menceritakan, sebelum membangun permukiman serta Masjid Ampel Denta, Sunan Ampel singgah di satu wilayah tepatnya Kampung Kembang Kuning. Di Kampung inilah Sunan Ampel membangun cikal bakal masjid yang konon tertua di Pulau Jawa. Dengan dibantu oleh mertuanya, ia pun bahu-membahu mendirikan sebuah langgar yang kini menjadi Masjid Rahmat itu.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO