KOTA MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Pemkot Mojokerto saat ini tengah gandrung energi alternatif. Tak hanya tinja dan sampah, kotoran sapi pun kini tak luput dari permakan pejabat "kota onde-onde ini". Seperti apa gebrakan para inisiatornya, berikut reportasenya.
Sejak dasawarsa silam, Pemkot Mojokerto melirik pengembangan energi alternatif. Saat itu, kotoran manusia atau lazim disebut tinja disulap jadi semacam bio gas. Bersama dengan lembaga swadaya masyarakat setempat, mereka mengadakan proyek ini di beberapa tempat.
BACA JUGA:
- Gandeng Konsorsium Perusahaan Jepang, Pemkot Mojokerto MoU Pengelolaan TPST
- Hari Bumi, Pj Wali Kota Mojokerto Ajak Masyarakat Kurangi Sampah Berakhir di TPA
- Sukses Program Baksos Jilid 1, Pemkot Mojokerto Luncurkan Neo Baksos MAK Jilid 2
- Gercep Atasi Masalah Sampah, Pj Wali Kota Mojokerto Terjunkan 4 Alat Berat dan Mesin Pengeruk
Seperti di area pasar Tanjung Anyar dan kelurahan Suratan. Pemkot menyediakan lahan sanitasi berupa toilet-toilet umum dengan harapan warga sekitar memanfaatkannya untuk menyalurkan hasrat buang air besarnya. Sampai sekarang, program tersebut lancar dan biogas dari pengolahan BAB tersebut tetap bermanfaat bagi warga sekitarnya.
Tak ubahnya dengan program pengolahan sanitasi masyarakat, Dinas Kebersihan yang kini beralih nama menjadi Dinas Lingkungan Hidup terus mengembangkan gas metannya yang berbasis dari pengolahan sampah rumah tangga di Randegan, Sekarputih.
Dari lokasi yang kini menjadi tempat wisata itu, tak kurang dari 50 warga sekitar merasakan kreasi pemda setempat. Ketika yang lain harus berjibaku dengan kelangkaan elpiji dan mahalnya energi gas ini, masyarakat Randegan sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tinggal nyethik kompor gasnya secara gratis.
Dan yang paling gres, adalah pengembangan biogas berbasis kotoran hewan khususnya sapi. Lokasi yang ditunjuk adalah Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Randegan.
"Saat ini kita bermitra dengan sejumlah ahli pengembangan energi alternatif asal Batu untuk mengubah kotoran sapi ini menjadi energi gas. Hasilnya seperti ini, bisa Anda saksikan sendiri," papar Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Mojokerto, Happy Dwi Prasetyawan, usai launching biogas, (9/6) kemarin.
Mantan kadis Kebersihan ini mengungkapkan, proyek ini sebagai tindak lanjut dari program Kota Sehat yang dicanangkan Wali Kota.
"Sebagai tindaklanjut dari program Kota Sehat, kami mencoba memimalisir sampah yang terbuang dan mengubahnya menjadi energi yang bermanfaat," urainya.