Tak Kapok Diterjang Banjir, Petani Bantaran Bengawan Solo Nekat Tanam Padi Lagi

Tak Kapok Diterjang Banjir, Petani Bantaran Bengawan Solo Nekat Tanam Padi Lagi Para petani di Kanor saat bercocok tanam. foto: EKY NURHADI/ BANGSAONLINE

BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Para petani di daerah bantaran Sungai Bengawan Solo di wilayah Bojonegoro nekat kembali menanam padi. Para petani itu tersebar di Kecamatan Baureno, Kanor dan Balen. Mereka tidak takut tanamannya tenggelam, meski banjir susulan mengintai wilayah Bojonegoro dan sekitarnya.

Khamim, salah satu petani di Desa Sembunglor, Kecamatan Baureno mengaku nekat menanam padi karena beras di rumahnya stoknya sudah menipis. Sehingga jika tanaman padinya kali ini panen, bisa menjadi cadangan hingga bulan September mendatang.

"Harapannya tidak terendam banjir, karena jika nanti panen untuk cadangan pangan sampai bulan sembilan," katanya, Senin (9/1/17).

Ia mulai menyebar benih padi sejak tiga minggu yang lalu. Selain dirinya, petani lainnya juga melakukan hal yang sama. "Sudah mendengar informasi dari radio kalau bulan Februari diprediksi akan banjir lagi, tapi kami sudah bertekad. Kebanjiran ya sudah, karena memang daerahnya sering kebanjiran," ungkapnya.

Ia mengaku belum mengikutkan program asuransi petani. Sebab, di daerahnya belum ada informasi maupun pendaftaran klaim asuransi padi yang digagas Pemkab Bojonegoro itu. "Belum ikut asuransi semua petani di sini. Di Desa Temu - Kanor juga belum ada informasi asuransi padi," jelasnya.

Penelusuran yang dilakukan www.bangsaonline.com di beberapa wilayah di Kecamatan Baureno dan Kanor, hanya sekitar 400-an petani yang nekat melakukan tanam padi pada musim penghujan ini. Kebanyakan para petani membiarkan sawahnya bero pasca diterjang banjir besar beberapa waktu lalu.

Beberapa petani lain di kecamatan Kanor lebih memilih tak menanam lagi. Mereka lebih memilih membeli benih padi dari desa lain

Sekadar diketahui, para petani di wilayah timur Bojonegoro itu pada awal bulan Desember lalu mengalami kerugian hingga puluhan juta per orang. Sebab, tanaman padi yang sudah berumur 1 hingga 2 bulan mati terendam banjir luapan Sungai Bengawan Solo. Parahnya, mereka tidak mendapatkan ganti rugi dari program asuransi petani. Sebab, masyarakat belum banyak yang megikuti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO