"Sebab, di pabrik Petrokimia Gresik tersebut dua perusahaan sama-sama membutuhkan sinergisitas untuk kelangsungan industri," imbuhnya
Begitu juga pabrik di sekitar Petrokimia, misalnya PT. Smelting. Perusahaan peleburan tembaga itu juga bisa melakukan kerjasama dengan Smelter dalam kelangsungan industri.
"Terus mau direkayasa apalagi soal lahan Smelter Freepot. Kalau sudah layak di Petrokimia ya sudah diizinkan di sana saja, jangan dipolitisir lagi untuk kepentingan segelintir orang," pinta politisi senior PDIP ini.
Muafiyah menegaskan, pihaknya lebih mendukung kalau Smelter Freepot tetap dibangun di wilayah industri Petrokimia Gresik. Sebab, perusahaan tersebut lebih cocok berada di wilayah pabrik pupuk tersebut. "Karena salah satu bahan yang dibutuhkan Petro adalah bahan reagent dari Freeport," jelasnya.
Selain itu, lanjut Muafiyah Petrokimia juga membutuhkan sampah yang dibuang oleh smelter Freeport Indonesia yang akan bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku pupuk dan fosphoric acid (asam fosfat) . “Setahu kami sampah yang dihasilkan dari smelter hampir 75 persen sangat dibutuhkan sebagai bahan baku pabrik pupuk,” terangnya.
Untuk itu, kata Muafiyah sudah sepatutnya Smelter Freeport tersebut terintegrasi dengan pabrik pupuk. Dan, jangan dijauhkan dengan lokasi pabrik pupuk. "Kelak kalau Smelter dibangun di wilayah industri Petrokimia juga bisa mengatasi masalah efisiensi produksi pupuk," paparnya.
Muafiyah berharap, proyek Smelter Freeport bisa secepatnya direalisasikan. Sehingga, keberadaan industri tambang asal Amerika Serikat tersebut bisa menambah pundi-pundi pendapatan asli daerah, dan membuka lapangan pekerjaan. "Sehingga, bisa mengurangi angka pengangguran," pungkasnya. (hud/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News