Ciptakan Alat Penanam Padi Manual, Subagyo Edi Sasmito Menangi Inovator Teknologi Tepat Guna

Ciptakan Alat Penanam Padi Manual, Subagyo Edi Sasmito Menangi Inovator Teknologi Tepat Guna Inilah alat penanam padi manual hasil karya Subagyo Edi Sasmito.

PONOROGO, BANGSAONLINE.com - Wakil Bupati Ponorogo, Drs H. Soedjarno, MM merasa bangga. Betapa tidak, salah seorang warganya yang bernama Subagyo Edi Sasmito dari Desa/Kecamatan Jenangan berhasil menjadi pemenang inovator teknologi tepat guna dengan menciptakan alat penanam padi manual. Perasaan bangga tersebut diungkapkan orang nomor 2 di Pemkab Ponorogo saat mengunjungi kediaman Subagyo, Rabu (19/10).

"Sebagai masyarakat Ponorogo, tentu kita bangga, karena di tengah ketidaktertarikan generasi muda di dunia pertanian, ada anak muda kita yang berhasil membuat inovasi yang bermanfaat bagi dunia pertanian," ujar Wabup Soedjarno.

Harapannya, semoga dengan ditemukan dan dioperasikan alat ini akan membuat dunia pertanian bergairah kembali, termasuk dengan meningkatkan produksi pertanian dengan efisiensi, yaitu mengurangi ongkos yang seharusnya dibayarkan kepada buruh penanam padi namun cukup dengan menggunakan alat tepat guna ini.

"Selain itu, mekanisasi pertanian membuat alat tepat guna ini akan banyak dipesan oleh daerah lain. Hal tersebut akan mendorong pemilik paten alat ini akan memproduksi besar-besaran, sehingga sekali lagi mendukung program pemerintah Kabupaten Ponorogo dengan membantu menyerap tenaga kerja baik mekanik maupun marketing," lanjut Wabup.

Wabup akan mendukung dengan segenap kemampuan untuk membantu alat ciptaan Subagyo ini mampu bersaing dengan alat-alat pertanian yang lain dari luar daerah maupun luar negeri yang harganya lebih mahal. "Namun saya yakin dengan efektivitas alat ini mampu mencuri perhatian praktisi-praktisi pertanian," pungkas Wabup Sudjarno.

Sementara Subagyo Edi Sasmito menuturkan, alat ini diberi nama BADOL atau BAgyo iDOLa, dengan prinsip kerja menggunakan gaya gravitasi agar bibit secara otomatif menumpuk di bagian bawah. "Selanjutnya, terdapat penjepit yang memutar seperti gerakan pedal sepeda. Penjapit bertugas mengambil bibit. Kemudian ada bagian lain yang bertugas menancapkannya ke tanah," jelas Subagyo.

Pekerja tidak perlu repot-repot membungkuk untuk menanam bibit. Hanya tinggal mengisi bibit pada alat. Alat harus ditarik mundur secara manual. Sebab, belum ada mesin penggerak.

Sedang, untuk menggerakkan penjepit bibit dan alat tekan ke tanah digerakkan melalui pedal tangan. Gerakan pedal harus seimbang dengan langkah kaki agar bibit teratur.

Bagio menyebut hanya butuh dua orang untuk mengoperasikan alatnya agar cepat. "Yakni, seorang bertugas mengisi bibit. Seorang lainnya bertugas menarik dan memutar pedal. Sepetak mampu diselesaikan dalam kegiatan menanam dalam waktu sehari," sambung Subagyo.

"Alhamdulillah saat ini sudah banyak pesanan yang datang dari luar daerah, selain itu berkat alat ini kita memenangkan berbagai perlombaan seperti lomba Inotek Bapemas Pemdes Pemkab Ponorogo 2016, kami terus menyempurnakan alat kami dan mengurus hak paten," pungkas Subgyo. (yah/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO