Ritual Kebon-Keboan Sambut Suro Dijubeli Warga, Panggung pun Ambrol

Ritual Kebon-Keboan Sambut Suro Dijubeli Warga, Panggung pun Ambrol Kerbau sedang menarik kereta yang dinaiki Dewi Sri.

BANYUWANGI, BANGSAONLINE.com - Luar biasa antusias masyarakat menyaksikan atraksi kebo-keboan yang digelar Minggu (2/10), di Desa Alas Malang, Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi. Begitu antusiasnya, sampai-sampai panggung tamu undangan ambrol tepat saat kedatangan Bupati Anas saat memasuki area ritual.

Tradisi yang digelar dalam menyambut bulan Suro di penaggalan Jawa itu diawali dengan dengan tarian pembuka adat. Lalu, dilanjutkan kenduri desa. Di kenduri itu, warga diwajibkan membawa 12 tumpeng lengkap. Tumpeng ini pun dilengkapi dengan tujuh jenis jenang suro dan lima jenis jenang sekolo. Semua ini, mempunyai makna sebagai simbol jumlah bulan dan hari yang menandai kehidupan setiap umat manusia yang ada di bumi. Setelah itu tumpeng didoakan oleh pemangku adat sebelum dimakan bersama.

Ritual kebo-keboan sendiri, merupakan tradisi adat yang mempunyai filosofi khas tentang pertanian. ”Tradisi ini sudah dijalankan hampir 300 tahun lalu, yang diawali Buyut Karti,” ujar Indra Gunawan, kepala adat Alas Malang.

Konon, saat itu kondisi wilayah Desa Alas malang dilanda wabah penyakit. Lalu Buyut Karti mendapat wangsit untuk menggelar selamatan bersih desa. Ketika diadakan ritual bersih desa, para petani diminta menjadi kerbau yang sedang membajak di sawah.

Indra juga menjelaskan, rangkaian ritual ini dilanjutkan dengan ider bumi dengan memeragakan puluhan kerbau yang menjadi maskot ritual ini, mengelilingi desa, dengan menarik kereta yang dinaiki Dewi Sri. Dengan mengikuti empat penjuru mata angin, ritual dilanjutkan di area persawahan. `Para kerbau’ itu melakukan adegan-adegan membajak sawah, mengairi dan menabur benih. Setelah selesai bercocok tanam, warga juga diwajibkan turun di area persawahan untuk bercengkraman dengan para kerbau, “Permainan adat ini disebut warga Alas Malang dengan permainan goyangan,” tuturnya.

Sementara Bupati Abdullah Azwar Anas berterima kasih kepada para budayawan dan masyarakat Banyuwangi yang memberikan partisipasinya dalam meningkatkan kemajuan destinasi Kabupaten Banyuwangi. Karena kemajuan sebuah wilayah, juga tergantung dukungan masyarakat. Tradisi kebon keboan ini pun, akan dimasukan dalam agenda di Banyuwangi Festival (B-FEST). (bwi1/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO