Karena tak ada saudara kembarnya, sangat sulit mengajak berbicara dengan anak ini. Ketika bangsaonline mengajak berbicara, dia tak mengerti apapun. Dicoba untuk menawar telur yang dijualnya, dengan menyodorkan secarik kertas, dia menulis 2000 dan tulisan pooo.
Bahkan, ketika ditanya tentang namanya, yang ditulis hanyalah 2000 dan pooo.
Agaknya, sang bapak atau saudara kembarnya hanya mengajarkan menulis harga telur saja.
Menurut cerita Hartuti, telur ayam kampung itu, didapat bapaknya yang bekerja sebagai petugas kebersihan di vihara Dewi Kwan-Im Kenjeran. Diduga, telur-telur itu kelebihan dari kegiatan keseharian di vihara itu.
Si penderita tuna rungu dan bisu ini, tak patah arang, meski dia kesulitan dalam menawarkan telur dagangannya.
Yanti (23) ditawari telur, saat dia mengurus E-KTP di Kecamatan Bulak tadi pagi. Dia pergi bersama anaknya yang masih berumur tiga belas bulan. Namun, Yanti menolak, karena ia tak butuh telur. (luckman hakim/UTM)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News