Ahok Klaim Didukung Megawati, Dukungan PDIP Diprediksi Pecah

Ahok Klaim Didukung Megawati, Dukungan PDIP Diprediksi Pecah Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengklaim sudah mendapat restu dari Megawati Soekarnoputri untuk maju pada Pilkada DKI 2017

Yel-yel tersebut berisikan nyanyian para anggota PDIP dengan kalimat "Bersatu padu untuk menang, gotong royong untuk menang, berjuanglah untuk menang, Ahok pasti tumbang. Bersatu padu untuk menang, gotong royong untuk menang, berjuanglah untuk menang, Ahok tunggang langgang."

Meski tidak mendukung Ahok, namun dirinya akan patuh apabila partai mencalonkan Ahok untuk menjadi gubernur DKI. "Oh senang sih, ramai," kata Prasetio.

Saat ditanya yel-yel tersebut sebagai bentuk penolakan terhadap cagub petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Prasetio mengatakan, pencalonan diserahkan diserahkan ke Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.

"Semua sudah diserahkan kepada DPP. Semua ada di tangan ketua umum. Jadi kita tunggu perintah beliau," tambahnya.

Dalam video tersebut terlihat anggota DPRD DKI Merry Hotma, Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi dan Ketua DPC Jakarta Pusat Pandapotan Sinaga turut menyanyikan lagu tersebut.A

Sementara Ahok mengaku tidak mempermasalahkan yel-yel "Ahok Pasti Tumbang" yang dinyanyikan beberapa anggota DPD PDIP DKI Jakarta. Setelah mendengarkannya, Ahok menganggap yel-yel tersebut enak didengar.

"Biasa lah. Kalau orang partai kan biasa saja nyanyi lagu. Itu lumayan juga lagunya aku dengar enak juga. Kayak pantun gitu ya," ujar Ahok.

Menyikapi kemungkinan adanya perpecahan suara, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristianto mengatakan partainya belum memutuskan untuk mengusung Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dalam Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017.

Hasto mengakui di internal PDI Perjuangan ada sebagian kader yang menolak memberikan dukungan kepada Ahok. Namun, Hasto mengatakan, partainya memiliki karakter dengan disiplin yang tinggi.

Menurut Hasto, bila nanti Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri telah mengambil keputusan, keputusan tersebut bakal dijalankan oleh seluruh kader partai berlambang banteng moncong putih itu.

"Dari keputusan ini, lahir nama seperti Pak Jokowi (Presiden), Ganjar Pranowo (Gubernur Jawa Tengah), Djarot (Djarot Saiful Hidayat, Wakil Gubernur DKI), dan Bu Risma (Wali Kota Surabaya)," ucapnya, Kamis (18/8).

Bila setelah keputusan diambil ada kader yang membangkang, PDIP akan menegakkan kedisiplinan. Tapi, selama belum ada keputusan, suara penolakan terhadap Ahok dari kader adalah bagian dari proses dialektika.

"Ada aspirasi yang masuk, maka akan kami perhatikan," tuturnya. Situasi yang terjadi selama ini dianggap Hasto sebagai dinamika. Hal itu cara pandang masyarakat terhadap pemimpin. "Dan itu menjadi sebuah pelajaran penting bagi dinamika demokrasi."

Suara-suara penolakan terhadap Ahok, menurut Hasto, menjadi pelajaran penting, termasuk bagi Ahok. "Seorang pemimpin harus mengedepankan komitmen untuk merangkul masyarakat," ucapnya.(det/inc/yah/mer/lan)

Sumber: detikcom/merdeka.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO