​Wacana Reshuffle Menguat, MA Dinilai Layak Masuk Kabinet, Risma Lebih Pas Maju Pilgub DKI

​Wacana Reshuffle Menguat, MA Dinilai Layak Masuk Kabinet, Risma Lebih Pas Maju Pilgub DKI Baihaki Siradj, Direktur Eksekutif ARCI. (foto: ist)

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Wacana reshuffle kabinet semakin menguat. Bahkan, santer terdengar reshuffle itu akan dilaksanakan antara 16 sampai 18 Desember 2020 mendatang. Salah satu nama yang banyak didorong masuk kabinet adalah Wali Kota Surabaya . Risma dinilai cocok sebagai Menteri Sosial () RI menggantikan Juliari Batubara yang tersandung kasus korupsi.

Namun, Direktur Eksekutif Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI) Baihaki Siradj punya penilaian lain. Menurut Baihaki, mengganti atau menggeser posisi menteri adalah hak prerogatif Jokowi sebagai Presiden RI. Tetapi, ia menilai posisi RI lebih pas diisi oleh sosok seperti atau MA. Apalagi MA punya andil memenangkan Jokowi di Jawa Timur saat Pilpres 2019.

"Sejumlah berakhir di KPK. Saya kira Pak MA pas ditugaskan di Kemensos untuk membenahi sistem di sana. Sebagai purnawirawan perwira tinggi Polri, beliau punya kemampuan melakukan pencegahan kebocoran uang negara," terang Baihaki saat dikonfirmasi, Selasa (15/12/2020).

Sementara Risma, lanjut Baihaki, lebih pas maju dalam kontestasi Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2022. Mengingat figurnya sudah dikenal di tingkat nasional, termasuk di Jakarta yang merupakan Ibu Kota Negara. Kans Risma juga lebih terbuka, mengingat Anies Baswedan tidak mencalonkan lagi di Pilgub DKI. Dia digadang-gadang maju Pilpres 2024.

Baihaki melihat sosok Risma seperti Jokowi yang sukses memimpin Kota Solo. Jokowi kemudian naik level maju ke Pilgub DKI, bukan Pilgub Jawa Tengah. Sebab, dia bukan lagi tokoh lokal, tapi sudah menjelma sebagai tokoh nasional.

"Risma ini mirip Pak Jokowi saat sukses dua periode memimpin Kota Solo. Demikian pula Risma yang sukses dua periode memimpin Kota Surabaya. Posisi Risma saat ini bukan lagi level lokal atau regional. Beliau sudah menjelma menjadi tokoh nasional. Karena itu layak hijrah ke ibu kota, memimpin Jakarta yang merupakan miniatur Indonesia," urai Baihaki.

Selain , Baihaki menyebut sejumlah nama punya kredibilitas untuk menjadi pembantu Presiden Jokowi melalui jalur reshuffle. Mereka adalah Rizal Ramli (ekonom senior), Yenny Wahid (putri ke-2 Gus Dur), Gus Yaqut (Ketua Umum GP Ansor), Maruarar Sirait (Ketua Umum Taruna Merah Putih), Pakde Karwo (Gubernur Jatim dua periode/Wantimpres), dan Hasan Aminuddin (Pimpinan Komisi IV DPR RI).

"Namun kembali semuanya berpulang pada prerogatif presiden. Karena ini bukan sekadar soal kemampuan tapi kenyamanan presiden pada calon pembantunya di kabinet," pungkas Kader Muda NU ini. (mdr/zar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Marah Lagi! Mensos Risma Bentak-Bentak Pendamping PKH, ini Tanggapan Gubernur Gorontalo':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO