Istri Bupati dan PKK Plesir, Nenek Sijah Justru Harus Menunggu Belas Kasih Tetangga untuk Makan

Istri Bupati dan PKK Plesir, Nenek Sijah Justru Harus Menunggu Belas Kasih Tetangga untuk Makan Nenek Nenek Sijah dan Nenek Wiji saat ditemui di rumahnya, Kamis (11/8). foto: RONY S/ BANGSAONLINE

JOMBANG,BANGSAONLINE.com - Pekan lalu, warga Jombang dikejutkan dengan perilaku ratusan ibu-ibu PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga) yang "plesiran" ke Jakarta. Rombongan PKK yang dipimpin Tjaturina Wihandoko yang tak lain istri Bupati Jombang, Nyono Suharli Wihandoko itu terbang naik pesawat ke ibukota menggunakan Dana Desa (DD).

(BACA: Beredar Foto Rombongan PKK Jombang Naik Pesawat Diduga Jalan-jalan, ini Kata Netizen)

Tentu "plesiran" tersebut mengecewakan karena dinilai hanya menghamburkan uang Negara. Apalagi ternyata masih banyak warga Kota Santri yang hidup di bawah garis kemiskinan. Bahkan, ada di antara mereka yang harus mengais butiran padi sisa panen hanya untuk bertahan hidup. Bahkan, mereka harus menunggu pemberian tetangga untuk makan.

Itulah yang dialami Nenek Sijah, (70) dan Nenek Wiji (65) asal, Dusun Karangasem, Desa Karangdagangan, Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Kabupaten Jombang. Di usia senjanya, dua nenek renta bersaudara ini terpaksa membanting tulang demi bertahan hidup.

"Adik saya buta, tidak bisa apa-apa, jadi mau tidak mau saya yang harus membuat makan setiap hari," tutur Sijah kepada Bangsaonline saat ditemui di gubuk reyotnya, Kamis (11/8).

Setelah ditinggal suaminya meninggal beberapa tahun lalu, Nenek Sijah hanya hidup berdua dengan Nenek Wiji. Maklum, selama hidup, Nek Wiji tidak pernah menikah. Sebab, kedua mata Nek Wiji memang sudah mengalami kebutaan sejak muda.

"Saya punya dua anak sebenarnya, satu laki-laki sekarang di Surabaya, sedangkan yang perempuan tinggal di Ponorogo. Jarang pulang, kadang lima bulan baru pulang," imbuhnya.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO