Jika tidak Segera Diperbaiki, Jembatan Bendung Gerak Bisa Runtuh

Jika tidak Segera Diperbaiki, Jembatan Bendung Gerak Bisa Runtuh

BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com – Kerusakan bangunan bawah Jembatan Bendung Gerak yang membentang di atas Sungai Bengawan Solo di Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu, Bojonegoro, hingga kini belum diperbaiki. Bila dibiarkan kerusakan bangunan plengsengan, selasar, dan beton bendung gerak itu dikhawatirkan akan semakin parah dan mengancam runtuhnya jembatan.

“Sampai saat ini belum ada tindakan dari Balai Besar Bengawan Solo untuk memperbaiki bendung gerak yang rusak itu,” ujar Kasi Operasi Unit Pelaksana Teknis Pengelola Sumber Daya Air (UPT PSDA) Bojonegoro, Muhammad Taufiq, Sabtu (4/6).

Taufiq menjelaskan, pihaknya sudah mengecek langsung kondisi kerusakan bangunan tersebut. Menurutnya, jika tidak segera diperbaiki akan menimbulkan kerusakan lebih parah. “Kami masih berupaya mendesak Balai Besar Bengawan Solo untuk segera mengatasinya,” ujarnya.

Penyebab kerusakan bangunan tersebut belum dipastikan. Sebab, hasil investigasi oleh Balai Besar Bengawan Solo belum diumumkan ke pihaknnya.

Ia menjelaskan, konstruksi bangunan Bendung Gerak tersebut adalah tanggungjawab Balai Besar Bengawan Solo. Pihaknya, hanya bertugas memantau terkait air di bendungan tersebut.

Plengsengan Bendung Gerak itu longsor di dua titik. Titik pertama di Desa Ngringinrejo sepanjang 20 meter dan titik kedua di Desa Padang sepanjang 10 meter. Selain itu, lantai selasar di bawah jembatan juga rusak dan ambrol cukup parah.

Plengsengan di dua sisi jembatan Bendung Gerak itu ambrol dengan kedalaman sekitar 3-4 meter. Plengsengan itu terlihat ambrol setelah genangan banjir di Bengawan Solo terlihat surut.

Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Andik Sudjarwo, ambrolnya plengsengan Bendung Gerak itu diduga karena tekanan dan gerusan air yang mengalir deras. Selain itu, sekitar lokasi bangunan masih terdapat penambang pasir yang menggunakan mesin mekanik. Baik itu di bagian hulu maupun bagian hilir Bendung Gerak.

"Seharusnya penambang pasir mesin mekanik ini sudah tidak diperbolehkan operasi. Dan jarak radius sekitar 500 meter harus steril dari kegiatan tambang," ungkap Andik.

Bendung Gerak itu mulai dibangun pada 5 Mei 2009 dan selesai pada Maret 2012. Bendung gerak itu dibangun oleh PT Waskita Adhi Karya dan PT Barata. Sedangkan, konsultan pembangunan bendung gerak itu dari Jepang. Pembangunan bendungan gerak itu menghabiskan dana senilai Rp351 miliar. (nur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Percobaan Bunuh Diri di Kaliketek Bojonegoro Berhasil Digagalkan Warga':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO