Deddy Mizwar Akui Belum Ada Investor yang Serius Garap Bandara Internasional Kertajati

Deddy Mizwar Akui Belum Ada Investor yang Serius Garap Bandara Internasional Kertajati Deddy Mizwar

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Meskipun banyak investor asal China yang tertarik menanamkan modalnya, namun hingga saat ini belum ada satupun yang serius melakukan investasi di kawasan Aerotropolis Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), di Kertajati, Kabupaten Malajengka.

Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar mengatakan, sejumlah investor asal China mengaku tertarik menanamkan investasinya di sana (,red), bahkan sejak runway atau landasan pacu belum dibangun pengusaha China banyak yang bersedia namun hingga saat ini ada satu pun yang serius menggarap dan merealisasikan.

Dedi Mizwar juga mengaku investor terakhir dari China yang menemui Pemerintah Provinsi Jawa Barat adalah dari China Fortune Land Development (CFLD), perusahaan di China yang bergerak di bidang pengembangan daerah atau kawasan industri. Salah satu proyek yang sudah dikembangkan oleh CFLD yakni kota industri Guan di China.

“Mereka tertarik investasi, jadi kami langsung arahkan ke , tapi kami minta serius,”ucap dia.

Demiz melanjutkan, pihaknya saat ini fokus dalam mengembangkan kawasan aetropolis dan metropolitan untuk menunjang kawasan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), sebagai sarana dan faktor pendukung yang sangat vital.

Dengan konsep bandara yang dilengkapi dengan pusat bisnis, perbelanjaan, pendidikan, hiburan, hunian hingga perhotelan diharapkan Kertajati sebagai aetropolis dan metropolitan mampu mendorong kawasan Jawa Barat bagian timur maju dan berkembang. "Akses tol cikampek-palimanan yang langsung keluar ke Kertajati sudah ada, jadi saya kira akses transportasi sudah selesai," ucapnya.

Disinggung terkait enggannya pengusaha baik asal China maupun negara lainnya menanamkan investasi di terkait soal pembebasan lahan yang belum selesai dikawasan tersebut, Dedi Mizwar tidak menampik persoalan tersebut bahkan memang BUMD BIJB tengah melakukan pembebasan lahan seluas 32 hektar untuk kawasan aetropolis dan metropolitan di sekitar kawasan yakni Desa Pakubeureum, Desa Biyawak, Desa Paningkiran dan empat Desa lainya. Sepakat Reklamasi Laut Pantura di Bekasi Dihentikan

Sementara itu menanggapi sikap Pemerintah Pusat yang menghentikan sementara reklamasi teluk Jakarta, Bekasi dan Tangerang, pihaknya dalam waktu dekat akan membicarakan hal tersebut dengan Pemerintah Bekasi.

"Jawa Barat taat dan patuh kok, kalau memang ada persoalan reklamasi di laut Tarumajaya dan Babelan Bekasi ya kita hentikan, Pemerintah Pusat juga sudah tau hal itu, dua perusahaan yang menggarap disana khan dari Jakarta," tegas Demiz.

Ia enggan ikut-ikutan berpolemik seperti Jakarta soal reklamasi di Bekasi. "Orang sunda mah beda atuh, pokonana mah ngiringan wae kumaha Pemerintah Pusat," selorohnya. (jkt1/ns)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO