Tolak Gus Ipul, Partai Demokrat Condong ke Khofifah dalam Pilgub Jatim

Tolak Gus Ipul, Partai Demokrat Condong ke Khofifah dalam Pilgub Jatim Soekarwo dan Khofifah Indar Parawansa dalam pembukaan Konferensi Wilayah (Konferwil) Muslimat NU Jatim di Malang, Jawa Timur, 8-11 Januari 2016 lalu. Foto: merdeka.com

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Politik memang dinamis, setidaknya itulah terjadi di Jawa Timur. Buktinya, Partai Demokrat yang pada pilgub 2008 dan 2013 lalu menjadi kekuatan politik pengganjal Indar Parawansa, kini berbeda 180 derajat. Pada Pilgub 2018 mendatang partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini justru condong mendukung ketimbang Saifullah Yusuf (Gus Ipul) yang notabene pasangan duet Soekarwo (Pakde Karwo) dalam dua kali pilgub. Tampaknya memang pada 2018 inilah momentum bagi untuk jadi Gubernur Jatim.

Sumber BANGSAONLINE.com menyebutkan, nama muncul dalam rapat DPD Partai Demokrat yang khusus mendiskusikan rencana partai menyongsong Pilgub yang akan dihelat bulan Juni tahun 2018. Dari rapat itu satu-satunya nama yang diusulkan adalah , tak ada nama lain termasuk Gus Ipul. Padahal Gus Ipul punya harapan besar disokong Pakde Karwo lewat Partai Demokrat yang dipimpinnya

"Selasa (12/1) malam, kita sudah rapat. Salah satu agenda soal pilgub 2018. Nama yang muncul Bu ,” ungkap sumber BANGSAONLINE.com yang namanya tidak mau disebutkan.

Wakil Ketua Partai Demokrat bidang Organisasi, Kaderisasi dan Keanggotaan (OKK), Hartoyo tak membantah kabar tersebut. Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Jatim itu bahkan memberi penegasan kalau Partai Demokrat saat ini mencari figur yang minimal bisa mendekati kemampuan Pakde Karwo dalam memimpin Jatim. Diakui politisi berlatar advokat itu, salah satu nama yang kemungkinan masuk adalah Indar parawansa yang saat ini menjabat sebagai Menteri Sosial RI.

Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPC Demokrat Kota Surabaya ini melanjutkan, partai akan membuka komunikasi politik dengan sejumlah figur dan partai politik termasuk di antaranya dengan sang Ketua Umum Muslimat NU. Bagi dia, tidak ada yang tidak mungkin dalam politik. Terlebih persaingan antara Pakde dan hanya terjadi dalam kontestasi pilgub, bukan persaingan antar personal.

"Tidak ada yang mustahil dalam politik, termasuk mengusung . Namun hal itu harus melalui proses politik dan keputusan DPP. Saat ini yang penting adalah membuka komunikasi politik yang selebar-lebarnya," tutur anggota dewan asal daerah pemilihan Surabaya dan Sidoarjo itu.

Pernyataan salah satu orang kepercayaan Pakde itu tampaknya bukan sekedar klaim. Sebab, belakangan hubungan antara dengan Pakde Karwo sangat harmonis. Terakhir, kedua alumni Universitas Airlangga (Unair) itu justru saling puji saat pembukaan Konferwil Muslimat NU Jatim di Malang yang berlangsung pada 8 - 10 Januari 2016 lalu.

Di depan ratusan warga Muslimat NU Soekarwo memuji peran yang luar biasa di Kementerian Sosial (Kemensos). Sedang si Menteri Sosial memuji keberanian Soekarwo menutup 16 lokalisasi yang ada di Jawa Timur, meski masih menyisakan satu kawasan di Mojokerto.

Menariknya lagi, saling puji kedua tokoh ini diucapkan di depan Wakil Gubernur Jawa Timur, Gus Ipul, Ketua DPRD Jawa Timur, Halim Iskandar, Ketua PWNU Jawa Timur, KH Mutawakil Alallah, dan ratusan Muslimat NU.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO