Bahas Konflik Organisasi, Rais Aam PBNU dan Gus Yahya Ketemuan di Lirboyo

Bahas Konflik Organisasi, Rais Aam PBNU dan Gus Yahya Ketemuan di Lirboyo Jubir Ponpes Lirboyo, Gus Muid, saat memberi keterangan ke awak media. Foto: MUJI HARJITA/BANGSAONLINE

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Rais Aam PBNU, KH. Miftachul Akhyar, dan Ketua Umum PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf, akhirnya bertemu di Pondok Pesantren Lirboyo, Kamis (25/12/2025). Pertemuan ini diharapkan menjadi jalan keluar atas konflik yang terjadi dalam PBNU.

Juru bicara Ponpes Lirboyo, KH. Oing Abdul Muid Shohib atau yang akrab disapa Gus Muid, menyampaikan bahwa pertemuan tersebut berlangsung atas permintaan Rais Aam PBNU. Ponpes Lirboyo hanya menjadi tempat pelaksanaan.

"Di dalam (ruang pertemuan) sekarang sudah ada Rais Aam Yai Miftahul Ahyar, ada Gus Yahya, Ketua Umum PBNU, ada Kiai Ma'ruf Amin, ada Yai Anwar Mansur, ada Yai Abdullah Kababi Mahrus dan Yai Nurhuda Jazuli, serta beberapa pengurus Syuriah. Pertemuan masih berjalan, kita tunggu saja, nanti setelah pertemuan kita sampaikan hasilnya," paparnya.

Sebelumnya, dalam surat pernyataan yang beredar di kalangan wartawan, Gus Yahya menanggapi dokumen 'Tabayyun Rais Aam'. Ia menegaskan, keputusan Rapat Harian Syuriah di Hotel Aston pada 20 November 2025 beserta seluruh turunannya, termasuk klaim penetapan Pejabat Ketua Umum, tidak memiliki dasar hukum dan bertentangan dengan AD/ART PBNU.

"Oleh karena itu, sebagai mandataris Muktamar yang bertanggung jawab untuk menjaga konstitusi jam'iyah, saya menolak keputusan tersebut dan seluruh produk lanjutannya, bukan karena kepentingan pribadi, melainkan demi menjaga marwah dan tatanan organisasi yang kita warisi dari para muassis," kata Gus Yahya dalam pernyataannya.

Ia juga menekankan pentingnya menjaga persatuan di tubuh NU.

"Terlepas dari semua dinamika yang telah terjadi, saya tidak ingin perpecahan ini berlarut-larut dan merusak rumah besar kita, Nahdlatul Ulama. Energi kita terlalu berharga untuk dihabiskan dalam perselisihan," ujarnya.

Seluruh pihak pun diajak untuk saling memaafkan dan membuka lembaran baru dengan semangat ukhuwah.

"Untuk itu, saya mengajak semua pihak, termasuk diri saya sendiri, untuk saling memaafkan dan membuka lembaran baru dengan semangat persaudaraan (ukhuwah). Mari kita bersama-sama, dalam semangat musyawarah, menyiapkan Muktamar yang legitimate dan sesuai dengan AD/ART sebagai jalan keluar yang terhormat dan konstitusional untuk menyelesaikan semua persoalan dan membawa NU melangkah ke masa depan yang lebih baik. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk dan meridhoi ikhtiar kita bersama," tulis Gus Yahya dalam surat pernyataan tertanggal 24 Desember 2025. (uji/mar)