Suprawoto saat menjadi pembicara Talk Show. Foto: Hendro Suhartono/BANGSAONLINE
MADIUN,BANGSAONLINE.com - Penulis buku dan pengarang cerita sekaligus mantan Bupati Magetan periode 2019–2024, Suprawoto menegaskan pentingnya literasi bagi pendidik dan peserta didik. Menurutnya, penguatan literasi harus dimulai dari guru sebelum ditularkan kepada siswa.
Prawoto menilai, seorang guru dituntut memiliki kemampuan literasi yang baik sebelum mengajarkannya kepada peserta didik.
Penguasaan tersebut menjadi fondasi utama agar proses pembelajaran berjalan efektif dan memberi dampak positif bagi siswa.
Pandangan tersebut disampaikan Prawoto usai menjadi pemateri dalam talk show bertema Aksi Literasi Lawan Korupsi dan Lomba Menulis Cerpen bagi Guru SD se-Kabupaten Madiun.
Kegiatan ini digelar oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Madiun, Jumat (19/12/2026).
Di tengah maraknya literasi digital yang beredar di ruang maya, Prawoto menekankan pentingnya guru untuk semakin memperdalam kemampuan literasi.

Hal tersebut diperlukan agar pendidik mampu menjadi teladan sekaligus penyeimbang bagi siswa dalam menyaring informasi.
“Lomba menulis bagi guru ini sangat baik. Guru sebelum ngajak muridnya itu bisa dulu. Makanya Ing Ngarso Sun Tulodo (Di depan kita sebagai contoh),” ujar Prawoto.
Ia menambahkan, kebiasaan menulis yang dilakukan guru akan berdampak langsung pada siswa.
Semakin sering guru menulis, semakin besar pula peluang siswa untuk mengikuti dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis.
“Kalau gurunya litered saya yakin muridnya juga ketularan. Mosok sing nular covid tok (masak yang menular hanya covid) kebaikan juga harus menular,” lanjutnya.
Melalui kegiatan pendalaman literasi bagi guru SD se-Kabupaten Madiun ini, Prawoto berharap para pendidik tidak terjebak pada urusan birokrasi semata dalam menjalankan tugasnya.
“Guru tugasnya mendidik, maka jangan terjebak dari segala birokrasi. Jadi bawalah pendidikan itu dalam arti sebenarnya. Anak itu dididik bukan diajar,” pungkasnya. (dro/van)





