Kasi Intel Kejari Kabupaten Probolinggo, Taufik Purwanto. Foto: ANDI SIRAHUDIN/BANGSAONLINE
PROBOLINGGO, BANGSAONLINE.com - Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Probolinggo menerima laporan dugaan tindak pidana korupsi terkait penyalahgunaan dana Program Kartu Tani dan penggunaan KTP fiktif dalam Kredit Usaha Rakyat (KUR) di BNI.
Kasus ini bermula dari pencairan KUR senilai Rp1,6 miliar untuk kelompok tani di Desa Banyuanyar Tengah, Kecamatan Banyuanyar. Dana tersebut diduga tidak digunakan untuk usaha tani sebagaimana pengajuan, sehingga kelompok tani tidak mampu mengembalikan pinjaman saat jatuh tempo.
Untuk menutupi pinjaman pertama, oknum desa bersama seorang pegawai BNI berinisial D menyarankan agar kelompok tani Banyuanyar Tengah mencari poktan lain.
Akhirnya, BNI mencairkan KUR senilai Rp1,6 miliar kepada poktan di Maron Kulon yang beranggotakan 65 orang. Dana tersebut kemudian diserahkan oleh perangkat desa Maron Kulon bernama Jefri kepada poktan Banyuanyar Tengah.
Namun, poktan Maron Kulon juga gagal mengembalikan pinjaman karena dana diduga tidak disalurkan ke anggota yang mengajukan. Kondisi ini menimbulkan kerugian negara hingga Rp1,6 miliar dan dilaporkan ke Kejari Probolinggo.
Kuasa hukum Kepala Desa Maron Kulon, Hasan Basri melalui Samiran, membenarkan kasus tersebut sudah masuk ke Kejaksaan.
“Durung (tidak dapat-red) yang Maron Kulon. Kemarin diperiksa di Kejaksaan, mereka tidak menerima. Justru yang mengalihkan uang itu dari BNI. Silahkan, sampeyan konfirmasi ke BNI saja. Karena, waktu itu Banyuanyar Tengah ada laporan di Polda Jatim,” ujarnya saat dikonfirmasi BANGSAONLINE.com, Rabu (10/12/2025).
Ditegaskan olehnya bahwa kelompok tani Maron Kulon belum menerima dana KUR.
“Maron Kulon belum dapat apa-apa kelompok tani-nya. Dan mereka, sebelumnya sudah diklarifikasi di Kejaksaan,” imbuhnya.
Kasi Intel Kejari Kabupaten Probolinggo, Taufik Purwanto, membenarkan pihaknya sedang melakukan penyelidikan.
“Kita belum bisa menjelaskan secara detail. Karena, masih tahap pengumpulan bukti dan keterangan atau Pulbaket. Nanti, kalau sudah masuk tahap penyidikan, kita sampaikan lebih lanjut mas,” tuturnya. (ndi/mar)





