Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim dan rombongan saat ditemui Rektor Universitas Lampung Prof Dr Ir Lusmeilia Afriani, DEA, IPM, ASEAN, Eng di ruang rektorat Unila Bandar Lampung, Sabtu (6/12/2025). Foto: bangsaonline
BANDAR LAMPUNG, BANGSAONLINE.com – Kadatangan Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, dan rombongan di Bandar Lampung mendapat sambutan hangat. Pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur itu tiba di Bandar Udara Internasional Radin Inten II Bandar Lampung sekitar pukul 8 pagi, Sabtu (6/12/2025).
Kiai Asep dan rombongan dijemput Ketua Wilayah Persatuan Guru Nadhaltul Ulama (PW Pergunu) Lampung Prof Dr KH Imam Syafei, MAg, dan beberapa koleganya di VIP Bandara Radin Inten II Bandar Lampung. Tampak juga Sekjen Pimpinan Pusat Pergunu Dr Aris Adi Laksono. Anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) itu berangkat lebih dulu ke Lampung karena mempersiapkan acara seminar yang digelar Pergunu sekaligus pelantikan Jaringan Kiai Santri Nasional (JKSN) Provinsi Lampung.

Para peserta seminar Pergunu dan pelantikan JKSN Lampung di Aula Fakultas Pertanian Unila Bandar Lampung, Sabtu (6/12/2025). Foto: m. mas'ud adnan/bangsaonline
Rombongan Kiai Asep antara lain, Dr Achmad Rubaie (Unitomo Surabaya), Ahmad Zuhri (Waketum Pergunu), Mohammad Fachruddin (PAN Jatim), dan Muhammad Ghofirin (Sekjen JKSN).
Usai sarapan pagi di sebuah restoran, Kiai Asep dan rombongan menuju ke Kampus Universitas Lampung (Unila). Di kampus tersebut sudah menunggu Rektor Unila Prof Dr Ir Lusmeilia Afriani, DEA, IPM, ASEAN, Eng dan para wakil rektor serta para civitas akademika Unila yang lain.
Bagi Prof Lusmeilia kehadiran Kiai Asep di Unila sangat surprise. Karena itu meski hari libur, Sabtu, Prof Lusmeilia ngantor lengkap bersama para wakil rektornya untuk menemui dan menjamu Kiai Asep dan rombongan.
Prof Lusmeilia menemui Kiai Asep dan rombongan di ruang rektorat lantai II Unila. Tak lama kemudian datang Puji Raharjo, Ketua PWNU Lampung yang juga Direktur Jenderal Bina Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Haji dan Umrah.
Di ruangan itu Prof Lusmeilia minta Kiai Asep mendoakan Unila dan para pimpinan Unila serta civitas akademika yang lain. Prof Lusmelia bahkan minta para civitas akademika Unila yang berada di luar untuk masuk ke ruang rektorat mengikuti doa yang dipimpin Kiai Asep.
Usai memimpin doa, Kiai Asep dan Prof Lusmeilia serta rombogan menuju Aula Fakultas Pertanian Unila, tempat acara seminar nasional yang diselenggarakan Pergunu Lampung sekaligus pelantikan JKSN Provinsi Lampung yang diketuai Budi Setiawan. Dalam acara itu pula ditandatangani MOU antara Unila dan Pergunu Lampung.

Para pengurus JKSN Lampunfg foto bersama usai dilantik oleh Muhammad Ghofirin, Sekjen JKSN. Foto: bangsaonline
Rektor Unila Prof Lusmeilia Afriani dalam sambutannya mengucapkan terimakasih kepada Kiai Asep yang telah berkenan datang ke Unila. Ia mengaku akan banyak belajar kepada Kiai Asep yang telah sukses mengelola Amanatul Ummah. Terutama dalam mencetak santri berprestasi sehingga ribuan santri Amanatul Ummah diterima di berbagai perguruan tinggi negeri dan di luar negeri.
Kiai Asep juga sangat mengapresiasi Prof Lusmeilia yang punya semangat tinggi untuk terus meningkatkan kualitas Unila. Kiai Asep mendoakan semoga Unila terus meningkat kualitas dan sumbangsihnya terhadap negara dan masyarakat, bukan hanya di Lampung tapi secara nasional dan internasional.
Dalam sambutannya Kiai Asep mengungkap masa sulit ketika merintis Pondok Pesantren Amanatul Ummah. Menurut Kiai Asep, awalnya Amanatul Ummah berupa hutan angker yang tak ada orang berani melewati.
“Akses jalannya 2 meter, banyak begal dan tak ada warung,” tutur Kiai Asep mengenang masa-masa sulit merintis Amanatul Ummah.
Bahkan, tutur Kiai Asep, asrama santrinya saat itu memanfaatkan gudang kayu dan kandang ayam. Santrinya juga masih sedikit.
“Dulu muridnya hanya 48 orang,” tutur putra pahlawan nasional KH Abdul Chalim itu.
Namun Kiai Asep, dengan percaya diri, menamakan Madrasah Bertaraf Internasional (MBI).
“Kalau orang lain menamakan Rintisan Madrasah Bertaraf Internasional, saya tanpa R (rintisan),” ujar Ketua Umum JKSN tersebut.
Konsekuensinya, Kiai Asep dicibir. Menurut dia, lurah setempat bilang,”Nggak usah kemelipen, wong kenyataane kados ngoten (Tak usah tinggi-tinggi, toh kenyataannya seperti ini).
Kiai Asep mengaku sempat ciut nyalinya ketika ditegur lurahnya seperti itu.
“Tapi saya kemudian menemukan dalil Innallaha yuhibbu ma’aliyal umur wayukrahu safsafaha. Bahwa Allah itu senang dengan urusan-urusan yang tinggi, tinggi cita-citanya, dan Allah tidak suka terhadap orang yang rendah cita-citanya,” kata Kiai Asep.
Menurut Kiai Asep, hanya dalam jangka 9 tahun, Amanatul Ummah telah menjadi lembaga pendidikan yang diperhitungkan secara nasional.
“Tahun lalu, 2024 -2025, sebanyak 1.269 santri Amanatul Ummah diterima di berbagai perguruan tinggi negeri dalam negeri dan perguruan tinggi luar negeri. Sebanyak 65 santri diterima di Kedokteran di Jerman, di China, di Unhan dan perguruan tinggi lainnya,” kata kiai miliarder tapi dermawan itu.
Tampaknya Prof Lusmeilia sangat bersemangat untuk mengetahui lebih banyak tentang metode dan manajemen pendidikan yang dipraktikkan Kiai Asep di Amanatul Ummah. Buktinya, perempuan berjilbab itu tidak cukup mengiktuti ceramah Kiai Asep di Unila. Pada malam harinya Prof Lusmeilia mengajak suaminya mengikuti ceramah Kiai Asep di Pondok Pesantren Al Hikmah.
Kiai Asep memang kembali menjadi pembicara dalam sarasehan yang digelar Pondok Pesantren Al-Hikmah yang diasuh oleh KH Basyaruddin Maisir. Dalam sarasehan tersebut Kiai Asep banyak membahas pendidikan pesantren dan NU.
Yang menarik, Kiai Asep juga minta para kiai jangan jadi ulama yang pikirannya hanyut uang. Apa maksudnya? Silakan baca BANGSAONLINE untuk edisi selanjutnya (besambung)












