Pemkab Blitar Perkuat Riset Tembakau Selopuro, BRMP TAS Uji Dosis Pupuk untuk Varietas Unggulan

Pemkab Blitar Perkuat Riset Tembakau Selopuro, BRMP TAS Uji Dosis Pupuk untuk Varietas Unggulan

BLITAR,BANGSAONLINE.com - Pemkab Blitar semakin serius mengembangkan tembakau lokal melalui pemanfaatan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) tahun 2025.

Tidak hanya mengerjakan pembangunan fisik, program tahun ini diarahkan pada penguatan kapasitas petani dan pendalaman riset pemupukan bekerja sama dengan Balai Perakitan dan Pengujian Tanaman Pemanis dan Serat (BRMP TAS) Kementerian Pertanian RI.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Blitar, Ir. Setiyana, menyebutkan bahwa program DBHCHT disusun lebih komprehensif agar manfaatnya dapat dirasakan secara nyata oleh petani tembakau.

Selain bantuan sarana produksi dan bibit hortikultura seperti cabai, pemerintah daerah juga menggelar berbagai bimbingan teknis.

“Materi bimtek tidak hanya soal budidaya, tetapi juga kemitraan dan kelembagaan petani. Tahun ini kami juga bekerja sama dengan BRMP TAS untuk menguji dosis pupuk paling tepat bagi varietas tembakau lokal,” kata Setiyana.

Pengujian tersebut dipusatkan di Desa Mandesan, Kecamatan Selopuro daerah yang dikenal sebagai sentra tembakau sejak puluhan tahun lalu. 

Menurut Setiyana, uji lapangan sudah rampung, sementara hasil laboratorium dari BRMP TAS masih dalam proses.

“Hasil riset akan menjadi acuan pupuk yang lebih presisi untuk varietas tertentu. Jadi petani nantinya punya pegangan yang jelas dan berbasis penelitian,” ujarnya.

Kolaborasi Pemkab Blitar dengan BRMP TAS telah terjalin sejak 2021. Melalui kerja sama itu, lima varietas unggul khas Blitar berhasil dirakit dan dilepas, yakni Kalituri, Mancung, Lulang, Sedep, dan Kenongo.

Aji Pangestu, peneliti BRMP TAS, menjelaskan bahwa kegiatan riset ini merupakan bagian lanjutan dari pengembangan varietas unggulan tersebut.

Setelah pelepasan varietas, lembaganya memastikan ketersediaan benih dasar pada 2022 dan memproduksi benih sebar untuk kebutuhan hingga 10 ribu hektare sepanjang 2023–2024.

“Tujuan kami, petani di Blitar bisa mengakses benih unggul secara berkelanjutan. Tahun ini fokus kami adalah bimtek perbenihan dan riset pemupukan dua varietas, yaitu Kenongo dan Lulang,” terang Aji.

BRMP TAS menguji berbagai kombinasi pupuk organik dan kimia di lahan seluas satu hektare. Data yang dikumpulkan akan menentukan dosis yang paling efisien, ekonomis, dan tetap menjaga mutu daun tembakau.

“Nanti dari hasilnya kami lihat produksinya, kualitasnya, sampai potensi harganya. Jika dosis tertentu paling optimal untuk varietas Kenongo, itu akan menjadi SOP budidaya bagi petani maupun penyuluh,” jelasnya.

Riset pemupukan ini dijadwalkan berjalan tiga tahun, mulai 2025 hingga 2027, mencakup seluruh varietas tembakau khas Kabupaten Blitar. Aji menambahkan, hasil akhir penelitian akan menjadi panduan resmi dalam penyusunan bantuan pertanian, perencanaan anggaran, hingga materi penyuluhan.

BRMP TAS yang berkedudukan di Karangploso, Kabupaten Malang, memiliki delapan laboratorium terakreditasi ISO 17025. Laboratorium tersebut memungkinkan proses riset berlangsung lengkap, mulai dari uji mutu benih, analisis kimia tanaman, kultur jaringan, sampai pengujian DNA.

“Kami bisa mengecek garis kekerabatan varietas, mengukur kadar nikotin, gula, maupun klor. Data ini sangat penting untuk menaikkan kualitas tembakau lokal,” ujar Aji.

Dengan dukungan fasilitas riset tersebut, Pemkab Blitar berharap tembakau lokal tidak hanya semakin kompetitif di pasar nasional, tetapi juga kembali membuka peluang ekspor. (ina/adv)