
JEMBER, BANGSAONLINE.com – Pemerintah Kabupaten Jember mulai merealisasikan langkah konkret dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan ibu dan anak.
Melalui program baru, ribuan tenaga kesehatan akan diterjunkan langsung ke desa-desa guna mengurangi angka kematian ibu dan bayi yang selama ini masih tinggi.
Inisiatif tersebut diumumkan oleh Bupati Jember, Muhammad Fawait, dalam gelaran "Pro Gus’e Update" yang diselenggarakan di Stadion Jember Sport Garden, Senin (20/10/2025).
Dalam pidatonya, Fawait mengungkapkan keprihatinannya atas tingginya tingkat kematian ibu melahirkan dan bayi baru lahir di Jember selama tahun 2024, yang bahkan menjadi yang tertinggi se-Jawa Timur.
"Ini bukan hal yang bisa dibanggakan, tapi merupakan masalah serius yang perlu kita selesaikan bersama-sama," ujar Fawait dengan nada tegas.
Sebagai solusi atas persoalan tersebut, Pemkab Jember memulai program jemput bola pelayanan kesehatan. Sebanyak 1.200 tenaga kesehatan (nakes) disiapkan untuk turun langsung ke masyarakat, menjangkau setiap pelosok desa dan kelurahan.
Menurut bupati, pendekatan ini dilakukan agar layanan kesehatan bisa lebih cepat dan merata diterima oleh masyarakat, terutama oleh ibu hamil yang selama ini sulit mengakses layanan kesehatan secara rutin.
“Kami telah menetapkan komitmen untuk mengirim para tenaga kesehatan ini ke wilayah-wilayah yang membutuhkan, mulai dari tingkat kelurahan hingga desa terpencil,” jelasnya.
Sebagai tahap awal, program ini akan diuji coba melalui pilot project yang melibatkan 205 tenaga kesehatan. Uji coba ini akan dilakukan di lima kecamatan, yakni Silo, Jelbuk, Ambulu, Tanggul, dan Jombang.
Para nakes ini memiliki tugas utama melakukan pendataan ibu hamil, mendampingi mereka selama masa kehamilan, dan memastikan mereka mendapat pemeriksaan rutin di fasilitas kesehatan seperti puskesmas.
Dalam pelaksanaannya, tenaga medis akan mengidentifikasi mana ibu hamil yang masuk kategori risiko tinggi.
Mereka yang tergolong rentan akan mendapatkan pendampingan khusus dari nakes, kader posyandu, serta bidan hingga proses persalinan di puskesmas atau rumah sakit.
“Ini untuk memastikan keselamatan ibu dan bayi sejak masa kehamilan hingga kelahiran,” tutur Fawait.
Dengan langkah strategis ini, Pemkab Jember menargetkan penurunan angka kematian ibu dan bayi secara signifikan dalam beberapa tahun ke depan. Fawait berharap program ini dapat memberikan dampak nyata dalam menciptakan layanan kesehatan yang lebih inklusif dan menyeluruh.
“Kita semua tentu berharap, mulai tahun ini dan di tahun-tahun mendatang, Jember bisa keluar dari posisi tertinggi dalam hal kematian ibu dan bayi,” pungkasnya. (nga/yud/rev)